Kamis, 14 Maret 2019

SBM Chapter 14


Wagnaria

Yuuki danUtaha berjalan bersama sama menuju Akibahara. Keduanya kemudian menaiki kereta agar bisa sampai di sana lebih cepat.

“Apakah kita akan pergi ke Akibahara ?” Tanya Utaha.

“Iya, aku ingin membeli alat menggambar untuk asistenku,” Kata Yuuki.

“Hmmm,” Utaha tidak mengatakan apapun lagi.


Kereta tersebut sangat penuh sampai sampai membuat Utaha merasa sesak. Dia tidak menyukai keramaian dan mulai menyeselai keputusannya untuk mengikuti Yuuki. {T/N : *ahem* sini non sama gw aja kalau lu kagak betah sama Yuuki} ketika dia sedang merasa bad mood, Yuuki mendorong kerumunan orang tersebut untuk membuat ruang kosong untuk mereka berdua.

“Kita seharusnya pergi menggunakan Taxi.” Yuuki menyesal telah menggunakan kereta untuk pergi ke Akibahara. Dia tidak menyadari kalau Utaha menatapnya dengan tatapan kekaguman dan kemudian tersipu.

“Terima kasih,” Kata Utaha dengan lembut.

“Hmm ? Kamu barusan mengatakan apa ?” Yuuki tidak mendengar perkataannya dan suasana hati Utaha mulai memburuk lagi.

“Bukan apa apa !” {T/N : -_-‘} Utaha memalingkan kepalanya dan membuat Yuuki kebingungan.

Yuuki menggelengkan kepalanya, karena ia ingat kalau perasaan hati seorang perempuan adalah sesuatu yang benar benar tidak bisa diprediksi. Dalam satu detik mereka senang, tapi di detik lainnya mereka menjadi marah. Jadi dia tidak bisa memahami apa yang mereka rasakan sebenarnya. {T/N : ingat kalau Yuuki di kehidupan yang lalu adalah seorang yang sedikit playboy? sehingga dia bisa mengencani segala jenis cewek, *guh* D*mn, riajuu @`,…,`@#.}

---

Setelah beberapa saat, mereka akhhirnya tiba di Akibahara. Yuuki merasa khawatir kepada Utaha yang terlihat sangat lelah.

“Ayo istirahat sejenak, bagaimana kalau kita makan dahulu ?” Utaha meresponnya dengan mengangguk.

Mereka kemudian pergi ke restoran terdekat.

“Wagnaria ?” Utaha menatap kea rah Yuuki dengan penuh penasaran.

“Yah, ini adalah restoran yang sangat menarik.” Yuuki merasa bersemangat ketika ia melihat restoran keluarga ‘Wagnaria’.

Wagnaria adalah sebuah restoran keluarga dan latar tempat dari anime ‘Working!’. Dia tidak menyangkan kalau restoran tersebut ada di sini. Dia penasaran apakah dia bisa bertemu dengan si pembenci-laki laki ‘Inami’, si loli ‘Popura’, ataupun si pembawa katana ‘Todoroki’.

Utaha tidak paham mengapa Yuuki terlihat sangat bersemangat untuk memasuki restoran ini, tapi dia tidak terlalu peduli tentang hal tersebut. Dia ingin beristirahat sejenak sebelum berjalan jalan mengelilingin Akibahara.

Keduanya masuk ke ‘Wagnaria’ pada saat yang bersamaan dan disambut oleh seorang gadis kecil, dengan rambut coklat, dan memiliki ‘oppai’ yang besar. {T/N : *ahem* ‘Oppai’ *ahem*}

“Selamat datang ! meja untuk dua orang ?” Yuuki tahu kalau nama gadis tersebut adalah Popura. Meskipun  dia terlihat seperti anak kecil, tapi dia seumuran dengannya dan Utaha. {T/N : *ahem* lebih tepatnya legal loli~}

“Iya.” Kata Yuuki.

“Tolong, ikuti saya.” Popura menuntun mereka ke meja di dekat jendela.

“Tolong, tunggu sebentar.” Popura meninggalkan mereka untuk memilih makanan dan minuman yang ada di menu.

Yuuki tersenyum sambil melihat lihat sekeliling restoran sampai dia mendengar suara Utaha.

“Lolicon !” Yuuki mengerutkan alisnya ketika mendengarnya.

“Apa ?” Kata Yuuki.

“Aku berkata kalau kamu adalah lolicon !” Utaha menyilangkan tangannya.

“Aku bikan seorang lolicon.” Yuuki menggelengkan kepalanya.

“Kalau begitu, mengapa kamu datang kesini ? bukankah kamu datang ke sini untuk melihat gadis kecil itu !” Utaha tidak percaya dengan sanggahan Yuuki.

“Aku lebih menyukai gadis dewasa seperti dirimu.” Utaha tersipu mendengarnya/

“A-Ap..” Yuuki tidak membiarkannya untuk mengatakan apapun dan memotong kata katanya.

“Aku datang ke restoran ini karena adrenalinnya.” Kata Yuuki.

“Adrenalin ?” Utaha memiringkan kepalanya.

“Lihat, di sana ada pelayan yang membawa sebuah katana.” Yuuki menunjuk ke arah gadis pembawa katana tersebut.

Utaha yang melihatnya langsung terkejut, dia memeriksanya selama beberapa saat karena takut kalau itu hanyalah imajinasinya.

“Yah, ini sangat unik, restoran ini bahkan memperkerjakan anak anak.” Kata Utaha.

“Jangan sampai dia mendengarmu, sebenarnya dia memiliki umur yang sama dengan kita.” Utaha menatap Yuuki karena tidak percaya. Tapi dia hanya bisa mengatakan kalau restoran ini benar benar unik.

“Ap-apa pesananmu ?” Tanya seorang pelayan.

Utaha tertawa ketika melihat seorang pelayan mencoba menjauh dari Yuuki, tapi Yuuki tidak mengatakan apapun dan hanya mengatakan pesanannnya saja.

Ketika pelayan tersebut telah pergi, Utaha mengatakan sesuratu yang tidak sopan lagi.

“Lihat, gadis itu bahkan tahu kalau kamu itu seorang binatang buas dan mencoba menjauhimu.” Utaha terlihat bangga.

“Yah, aku benar benar berharap kalau gadis itu tidak akan berada di dekatku.” Utaha merasa bingung ketika mendengar perkataan Yuuki.

“Kenapa ? Apa ada sesuatu yang aneh dari pelayan itu ?” Karena pada dasarnya, Utaha telah melihat banyak sekali kejadian aneh dan pelayan yang aneh di restoran ini. Dia tahu kalau gadis yang terlihat paling normal adalah pelayan paling aneh dari mereka semua.

“Dia memiliki androphobia,” Kata Yuuki.

“Androphobia ?” Utaha memiringkan kepalanya.

“Itu adalah penyakit takut akan laki laki, jadi gadis tersebut benci dan takut terhadap laki laki,” Kata Yuuki.

“Hmm, jadi itulah alasan kenapa dia berusaha menjauhimu.” Yuuki mersponnya dengan mengangguk.

“Tapi, itu bukanlah satu satunya alasan mengapa aku menjauhinya.” Utaha terlihat sangat penasaran. Utaha merasa kalau dia akan menemui banyak sekali sesuatu yang baru jika dia selalu bersama dengan Yuuki. Dia merasa tertarik dengan pria di depannya. Utaha berpikir kalau Yuuki masih memiliki banyak sekali rahasia dan dia ingin membongkar semua itu.

Yuuki menunjuk ke peristiwa dimana Inami berjalan menuju seorang pemudia yang menggunakan kaca mata. Keduanya tidak menyadari satu sama lain sampai keduanya bersenggolan.

“Maaf.” Pemuda tersebut meminta maaf, tapi Inami membalasnya dengan berteriak.

“TIDAAAAK !!!!” Inami memukul pemuda tersebut sampai sampai membuatnya terbang. Pukulan tersebut sangat kuat sampai sampai membuat pemuda tersebut langsung pingsan. {T/N : RIP Souta} Yuuki bisa melihat kalau pipi pemuda tersebut menjadi memar setelah dipukul oleh gadis tersebut.

“Itu pasti sakit,” Kata Yuuki, tapi Utaha terlihat syok melihat peristiwa tersebut.

“Kamu akan mendapatkan banyak sekali adrenalin ketika kamu masuk ke restoran ini.” Yuuki merespon Utaha dengan mengangguk. Restoran ini seperti panggung pertunjukan ‘Fear Factor’, karena kamu butuh keberanian lebih hanya untuk makan di sini.

Popura mebawakan makanan mereka dan merekapun memakannya. Meskipun restoran ini sedikit aneh tapi makanan mereka sangat enak. Keduanya makan selama beberapa saat dan memutuskan untuk pergi. Karena pada dasarnya, Yuuki perlu membeli alat menggambar manga.

---

Di tengah perjalanan, Utaha mengatakan sesuatu kepadanya.

“Kapan kapan kita pergi ke restoran itu lagi, ok.” Yuuki menatapnya dengan tatapan aneh.

“Pada waktu itu, cobalah untuk dipukul oleh pelayan tersebut.” Yuuki berkeringat mendengar perkataannya.


T/N : Chapter selanjutnya akan gw rilis entar siang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar