Wagnaria
Yuuki danUtaha berjalan
bersama sama menuju Akibahara. Keduanya kemudian menaiki kereta agar bisa
sampai di sana lebih cepat.
“Apakah kita akan pergi ke
Akibahara ?” Tanya Utaha.
“Iya, aku ingin membeli alat
menggambar untuk asistenku,” Kata Yuuki.
“Hmmm,” Utaha tidak
mengatakan apapun lagi.
Kereta tersebut sangat penuh
sampai sampai membuat Utaha merasa sesak. Dia tidak menyukai keramaian dan
mulai menyeselai keputusannya untuk mengikuti Yuuki. {T/N : *ahem* sini non
sama gw aja kalau lu kagak betah sama Yuuki} ketika dia sedang merasa bad mood,
Yuuki mendorong kerumunan orang tersebut untuk membuat ruang kosong untuk
mereka berdua.
“Kita seharusnya pergi
menggunakan Taxi.” Yuuki menyesal telah menggunakan kereta untuk pergi ke
Akibahara. Dia tidak menyadari kalau Utaha menatapnya dengan tatapan kekaguman
dan kemudian tersipu.
“Terima kasih,” Kata Utaha
dengan lembut.
“Hmm ? Kamu barusan
mengatakan apa ?” Yuuki tidak mendengar perkataannya dan suasana hati Utaha
mulai memburuk lagi.
“Bukan apa apa !” {T/N : -_-‘}
Utaha memalingkan kepalanya dan membuat Yuuki kebingungan.
Yuuki menggelengkan
kepalanya, karena ia ingat kalau perasaan hati seorang perempuan adalah sesuatu
yang benar benar tidak bisa diprediksi. Dalam satu detik mereka senang, tapi di
detik lainnya mereka menjadi marah. Jadi dia tidak bisa memahami apa yang
mereka rasakan sebenarnya. {T/N : ingat kalau Yuuki di kehidupan yang lalu
adalah seorang yang sedikit playboy? sehingga dia bisa mengencani segala jenis
cewek, *guh* D*mn, riajuu @`,…,`@#.}
---
Setelah beberapa saat,
mereka akhhirnya tiba di Akibahara. Yuuki merasa khawatir kepada Utaha yang
terlihat sangat lelah.
“Ayo istirahat sejenak,
bagaimana kalau kita makan dahulu ?” Utaha meresponnya dengan mengangguk.
Mereka kemudian pergi ke
restoran terdekat.
“Wagnaria ?” Utaha menatap kea
rah Yuuki dengan penuh penasaran.
“Yah, ini adalah restoran
yang sangat menarik.” Yuuki merasa bersemangat ketika ia melihat restoran
keluarga ‘Wagnaria’.
Wagnaria adalah sebuah
restoran keluarga dan latar tempat dari anime ‘Working!’. Dia tidak menyangkan
kalau restoran tersebut ada di sini. Dia penasaran apakah dia bisa bertemu
dengan si pembenci-laki laki ‘Inami’, si loli ‘Popura’, ataupun si pembawa
katana ‘Todoroki’.
Utaha tidak paham mengapa
Yuuki terlihat sangat bersemangat untuk memasuki restoran ini, tapi dia tidak
terlalu peduli tentang hal tersebut. Dia ingin beristirahat sejenak sebelum
berjalan jalan mengelilingin Akibahara.
Keduanya masuk ke ‘Wagnaria’
pada saat yang bersamaan dan disambut oleh seorang gadis kecil, dengan rambut
coklat, dan memiliki ‘oppai’ yang besar. {T/N : *ahem* ‘Oppai’ *ahem*}
“Selamat datang ! meja untuk
dua orang ?” Yuuki tahu kalau nama gadis tersebut adalah Popura. Meskipun dia terlihat seperti anak kecil, tapi dia
seumuran dengannya dan Utaha. {T/N : *ahem* lebih tepatnya legal loli~}
“Iya.” Kata Yuuki.
“Tolong, ikuti saya.” Popura
menuntun mereka ke meja di dekat jendela.
“Tolong, tunggu sebentar.”
Popura meninggalkan mereka untuk memilih makanan dan minuman yang ada di menu.
Yuuki tersenyum sambil
melihat lihat sekeliling restoran sampai dia mendengar suara Utaha.
“Lolicon !” Yuuki
mengerutkan alisnya ketika mendengarnya.
“Apa ?” Kata Yuuki.
“Aku berkata kalau kamu
adalah lolicon !” Utaha menyilangkan tangannya.
“Aku bikan seorang lolicon.”
Yuuki menggelengkan kepalanya.
“Kalau begitu, mengapa kamu
datang kesini ? bukankah kamu datang ke sini untuk melihat gadis kecil itu !”
Utaha tidak percaya dengan sanggahan Yuuki.
“Aku lebih menyukai gadis
dewasa seperti dirimu.” Utaha tersipu mendengarnya/
“A-Ap..” Yuuki tidak
membiarkannya untuk mengatakan apapun dan memotong kata katanya.
“Aku datang ke restoran ini
karena adrenalinnya.” Kata Yuuki.
“Adrenalin ?” Utaha
memiringkan kepalanya.
“Lihat, di sana ada pelayan
yang membawa sebuah katana.” Yuuki menunjuk ke arah gadis pembawa katana tersebut.
Utaha yang melihatnya
langsung terkejut, dia memeriksanya selama beberapa saat karena takut kalau itu
hanyalah imajinasinya.
“Yah, ini sangat unik,
restoran ini bahkan memperkerjakan anak anak.” Kata Utaha.
“Jangan sampai dia
mendengarmu, sebenarnya dia memiliki umur yang sama dengan kita.” Utaha menatap
Yuuki karena tidak percaya. Tapi dia hanya bisa mengatakan kalau restoran ini
benar benar unik.
“Ap-apa pesananmu ?” Tanya
seorang pelayan.
Utaha tertawa ketika melihat
seorang pelayan mencoba menjauh dari Yuuki, tapi Yuuki tidak mengatakan apapun
dan hanya mengatakan pesanannnya saja.
Ketika pelayan tersebut
telah pergi, Utaha mengatakan sesuratu yang tidak sopan lagi.
“Lihat, gadis itu bahkan
tahu kalau kamu itu seorang binatang buas dan mencoba menjauhimu.” Utaha
terlihat bangga.
“Yah, aku benar benar
berharap kalau gadis itu tidak akan berada di dekatku.” Utaha merasa bingung
ketika mendengar perkataan Yuuki.
“Kenapa ? Apa ada sesuatu
yang aneh dari pelayan itu ?” Karena pada dasarnya, Utaha telah melihat banyak
sekali kejadian aneh dan pelayan yang aneh di restoran ini. Dia tahu kalau
gadis yang terlihat paling normal adalah pelayan paling aneh dari mereka semua.
“Dia memiliki androphobia,”
Kata Yuuki.
“Androphobia ?” Utaha memiringkan
kepalanya.
“Itu adalah penyakit takut
akan laki laki, jadi gadis tersebut benci dan takut terhadap laki laki,” Kata
Yuuki.
“Hmm, jadi itulah alasan
kenapa dia berusaha menjauhimu.” Yuuki mersponnya dengan mengangguk.
“Tapi, itu bukanlah satu
satunya alasan mengapa aku menjauhinya.” Utaha terlihat sangat penasaran. Utaha
merasa kalau dia akan menemui banyak sekali sesuatu yang baru jika dia selalu
bersama dengan Yuuki. Dia merasa tertarik dengan pria di depannya. Utaha
berpikir kalau Yuuki masih memiliki banyak sekali rahasia dan dia ingin
membongkar semua itu.
Yuuki menunjuk ke peristiwa
dimana Inami berjalan menuju seorang pemudia yang menggunakan kaca mata. Keduanya
tidak menyadari satu sama lain sampai keduanya bersenggolan.
“Maaf.” Pemuda tersebut
meminta maaf, tapi Inami membalasnya dengan berteriak.
“TIDAAAAK !!!!” Inami
memukul pemuda tersebut sampai sampai membuatnya terbang. Pukulan tersebut
sangat kuat sampai sampai membuat pemuda tersebut langsung pingsan. {T/N : RIP
Souta} Yuuki bisa melihat kalau pipi pemuda tersebut menjadi memar setelah
dipukul oleh gadis tersebut.
“Itu pasti sakit,” Kata
Yuuki, tapi Utaha terlihat syok melihat peristiwa tersebut.
“Kamu akan mendapatkan
banyak sekali adrenalin ketika kamu masuk ke restoran ini.” Yuuki merespon
Utaha dengan mengangguk. Restoran ini seperti panggung pertunjukan ‘Fear Factor’,
karena kamu butuh keberanian lebih hanya untuk makan di sini.
Popura mebawakan makanan
mereka dan merekapun memakannya. Meskipun restoran ini sedikit aneh tapi
makanan mereka sangat enak. Keduanya makan selama beberapa saat dan memutuskan
untuk pergi. Karena pada dasarnya, Yuuki perlu membeli alat menggambar manga.
---
Di tengah perjalanan, Utaha
mengatakan sesuatu kepadanya.
“Kapan kapan kita pergi ke
restoran itu lagi, ok.” Yuuki menatapnya dengan tatapan aneh.
“Pada waktu itu, cobalah
untuk dipukul oleh pelayan tersebut.” Yuuki berkeringat mendengar perkataannya.
T/N : Chapter selanjutnya
akan gw rilis entar siang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar