Sabtu, 16 Maret 2019

SBM Chapter 15


Kasus Pembunuhan

Yuuki pergi ke toko terdekat untuk membli alat menggambar manga, dan terkejut saat dia melihat harganya. Dia perlu membeli 2 atau 3 set alat menggambar, tapi dia tidak menyangka kalau akan semahal ini. Dia senang kalau ayahnya telah membelikannya.

Yuuki menghela nafas ketika dia membayar alat alat menggambar tersebut. Setelah membayar alat tersebut dia kemudian perg bersama dengan Utaha.

“Haah, aku tidak menyangka kalau alat menggambar akan semahal itu,” Keluh Yuuki.

“Yah, pada dasarnya itu adalah modal yang dibutuhkan untuk pekerjaanmu.” Utaha tiba tiba mencoba menyemangatinya.


Yuuki menatapnya dengan pandangan aneh.

“Ada apa ?” Tanya Utaha.

“Yah, kamu jarang sekali menyemangatiku, jadi aku senang melihatmu mencoba menyemangatiku.” Utaha meresponnya dengan memalingkan wajah, Yuuki menggelengkan kepalanya melihat reaksi tersebut karena ia tidak mempermasalahkan sikapnya.

Yuuki tidak tahu sedikitpun kalau Utaha sedang menyembunyikan wajahnya yang memerah.

Mereka kemudian berkeliling Akibahara, karena ini adalah pengalaman pertama mereka berada di sini.

“Apa kamu ingin pergi ke suatu tempat ?” Tanya Yuuki.

“Tidak, aku hanya menemanimu berkeliling hari ini.” Yuuki meresponnya dengan mengagguk dan tidak tersinggung dengan kata katanya.

Sebenarnya, ini adalah pengalaman pertamanya berada di Akibahara, tapi dia tidak merasa bersemangat sedikitpun. Semua game, manga, anime, dan novel yang paling bagus hanya berkualitas cukup bagus baginya. Meskipun ada beberapa masterpiece tapi sangatlah sulit untuk mrnrmukan karya seperti itu.

Yuuki berpikir kalau dia perlu membuat dunia otaku menjadi lebih menarik tapi dia memerlukan rekan untuk mewujudkan keinginannya tersebut. Meskipun dia memiliki sistem yang bisa mengubah dunia, tapi dia membutuhkan lebih banyak rekan untuk mewujudkannya. Dia menatap Utaha yang memakan es krimnya dengan seksi.

Keduanya sedang beristirahat setelah cukup lama berjalan mengelilingi Akibahara. Yuuki membeli dua buah es krim untuk mereka berdua. Dia tahu kalau Utaha sedang menggodanya dengan memakan es krim milikinya dengan seksi.

“Es krimmu mencair.” Kata Utaha.

“Yah, itu karena ada sesuatu yang lebih penting daripada es krim.” Kata Yuuki.

“Hmm, kalau begitu akan aku makan saja punyamu.” Utaha mengambil es krim Yuuki secara paksa yang menyebabkan Yuuki tercengang melihatnya.

‘Gadis ini !’ Jika saja Utaha bukanlah gadis yang cantik, dia tidak terlalu yakin kalau dia bisa memperlakukannya seperti ini.

“Utaha, apa kamu memiliki sesuatu yang ingin kamu lakukan ?” Tanya Yuuki.

“Hmm, ada apa ? Mengapa kamu menanyakan hal itu ?” Kata Utaha.

“Yah, aku hanya penasaran saja, aku pikir kalau kamu menemaniku karena ingin mendapatkan ide untuk pekerjaanmu atau sesuatu yang lain.” Yuuki tahu kalau Utaha adalah penulis Light Novel dari kehidupan lampaunya, tapi dia tidak bisa mengatakan hal tersebut secara langsung.

Utaha memandang Yuuki dengan kagum, ‘Seperti yang diharapkan dari seorang kreator’. Dia berpikir kalau Yuuki sebagai seorang creator menyadari kalau dia telah mendapatkan banyak sekali ide dari perjalanan ini. Dia berpikir sejenak dan memutuskan untuk memberitahunya.

“Itu benar ! aku ingin menulis Light Novel.” Kata Utaha.

Yuuki mengangguk kepadanya, Light novel adalah genre novel baru  yang sedang popular dikalangan remaja. Genre tersebut memiliki buku yang cukup tipis dan jalan cerita yang mudah dimengerti. Dia tahu kalau industri light novel akan berkembang di masa yang akan datang.

“Baguslah, aku harap bisa membaca ceritamu secepatnya,” Kata Yuuki.

“Yah, aku masih belum menyelesaikannya, lagi pula kamu harus membeli light novelku setelah beredar dipasaran jika ingin membaca,” Kata Utaha.

“Baiklah, aku pasti akan membeli bukumu.” Yuuki mengangguk.

Keduang terus mengobrol sampai Yuuki merasa ingin pergi ke restoran sushi. Yuuki adalah seorang gourmet (1) dan dia memiliki uang untuk melakukan hobinya tersebut. Selain itu dia tidak keberatan untuk memakan banyak sekali makanan. Dia kemudian membawa Utaha yang segan untuk makan. Karena mereka telah makan banyak sekali makanan sejak mereka pergi bersama.

“Kamu tahu, aku akan menjadi gemuk jika kamu membawaku makan setiap waktu.” Keluh Utaha.

“Hahaha, jangan khawatir, bagaimana jika kita olahraga setiap pagi ? aku akan membangunkanmu jika kamu setuju.” Kata Yuuki.

“Hmph, apakah ini salah satu trikmu untuk mengajakku kencan lagi ?” Utaha menyilangkan tangannya dan memalingkan wajah.

‘Apa ? Bagaimana bisa olahraga pagi menjadi sebuah kencan?’ Yuuki menggelengkan kepalanya dan melanjutkan memakan sushinya.

“Hmm, enak.” Yuuki memakan sushi sampai dia mendengar ada sebuah kegaduhan di dalam restoran. Kegaduhan tersebut sangat kencang sampai sampai membuat nafsu makannya berkurang.

“Tch, cara yang bagus untuk merusak kesenanganku.” Utaha juga merasa tidak nyaman ketika dia mendengar kegaduhan tersebut.

“Ayo kita pulang,” Tanya Utaha.

“Iya, ayo pulang.” Yuuki tidak memiliki nafsu makan untuk menghabiskan sushinya.
Keduanya kemudian pergi ke kasir untuk membayar tapi di depannya ada 1 pria paruh baya dan 5 anak anak di sekitarnya. Ada anak laki laki yang gemuk, anak laki laki yang kurus, anak perempuan yang imut, anak perempuan imut tapi terlihat acuh tak acuh, tapi pusat perhatian Yuuki tertuju pada anak laki laki terakhir. Anak laki tersebut mengenakan kacamata dan dasi kupu kupu. {T/N : siapa hayo… coba tebak..}

Yuuki tahu kalau kapanpun dia bertemu dengan anak laki laki tersebut, di sana pasti terjadi sesuatu yang buruk. Dia ingin melarikan diri tapi dia tidak bisa, karena ia belum membayar makanannya.

Yuuki melihat ke arah Utaha yang terlihat tidak peduli, dia menarik nafas dalam dalam dan memegang tangan Utaha.

“A-apa yang kamu lakukan ?” Utaha tersipu.

“Pernahkah kamu mendengar sebuah cerita tentang kucing hitam ?” Kata Yuuki.

“Kucing hitam ?” Utaha lupa akan wajahnya yang memerah dan menatap Yuuki dengan penuh penasaran.

“Iya, ketika ada seekor kucing hitam berarti kamu akan mendapatkan nasib buruk,” Kata Yuuki.

“Aku tahu, memangnya ada apa ? apa kamu melihat kucin hitam ?” Kata Utaha.

“Bukan kucing hitam, tapi sesuatu yang lebih buruk lagi.” Yuuki tidak memiliki waktu menjelaskan kepada Utaha karena ia mendengar sebuah teriakan.

“AAAAAHHH!!!” semua orang terkejut dan melihat ke arah sumber suara. Utaha merasa takut dan memegang tangan Yuuki lebih erat.

“Jangan khawatir, kita akan baik baik saja.” Yuuki membisikinya dengan lembut. Dia mencoba menenangkannya.

Utaha masih terlihat ketakutan, Yuuki melihat ke arah anak laki laki yang sedang berlari menuju sumber suara. Dia tahu kalau sesuatu yang buruk akan terjadi jika ia bertemu dengan anak laki laki itu karena kemanapun anak laki laki tersebut pergi di sana pasti ada seseorang yang meninggal.

Betul, Yuuki saat ini telah bertemu dengan tokoh utama ‘Detective Conan’ yang terkenal di seluruh dunia.


Footnote :
(1) Gourmet adalah hobi memakan makanan yang biasanya dimiliki oleh para bangsawan atau konglomerat.

T/N : Maaf, kemarin gw kagak update soalnya gw dapet tugas kelompok dadakan, yah selamat membaca~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar