Kasus Pembunuhan
Yuuki
pergi ke toko terdekat untuk membli alat menggambar manga, dan terkejut saat
dia melihat harganya. Dia perlu membeli 2 atau 3 set alat menggambar, tapi dia
tidak menyangka kalau akan semahal ini. Dia senang kalau ayahnya telah
membelikannya.
Yuuki
menghela nafas ketika dia membayar alat alat menggambar tersebut. Setelah membayar
alat tersebut dia kemudian perg bersama dengan Utaha.
“Haah,
aku tidak menyangka kalau alat menggambar akan semahal itu,” Keluh Yuuki.
“Yah,
pada dasarnya itu adalah modal yang dibutuhkan untuk pekerjaanmu.” Utaha tiba
tiba mencoba menyemangatinya.
Yuuki
menatapnya dengan pandangan aneh.
“Ada
apa ?” Tanya Utaha.
“Yah,
kamu jarang sekali menyemangatiku, jadi aku senang melihatmu mencoba
menyemangatiku.” Utaha meresponnya dengan memalingkan wajah, Yuuki
menggelengkan kepalanya melihat reaksi tersebut karena ia tidak
mempermasalahkan sikapnya.
Yuuki
tidak tahu sedikitpun kalau Utaha sedang menyembunyikan wajahnya yang memerah.
Mereka
kemudian berkeliling Akibahara, karena ini adalah pengalaman pertama mereka
berada di sini.
“Apa
kamu ingin pergi ke suatu tempat ?” Tanya Yuuki.
“Tidak,
aku hanya menemanimu berkeliling hari ini.” Yuuki meresponnya dengan mengagguk
dan tidak tersinggung dengan kata katanya.
Sebenarnya,
ini adalah pengalaman pertamanya berada di Akibahara, tapi dia tidak merasa
bersemangat sedikitpun. Semua game, manga, anime, dan novel yang paling bagus
hanya berkualitas cukup bagus baginya. Meskipun ada beberapa masterpiece tapi sangatlah
sulit untuk mrnrmukan karya seperti itu.
Yuuki
berpikir kalau dia perlu membuat dunia otaku menjadi lebih menarik tapi dia
memerlukan rekan untuk mewujudkan keinginannya tersebut. Meskipun dia memiliki
sistem yang bisa mengubah dunia, tapi dia membutuhkan lebih banyak rekan untuk
mewujudkannya. Dia menatap Utaha yang memakan es krimnya dengan seksi.
Keduanya
sedang beristirahat setelah cukup lama berjalan mengelilingi Akibahara. Yuuki
membeli dua buah es krim untuk mereka berdua. Dia tahu kalau Utaha sedang
menggodanya dengan memakan es krim milikinya dengan seksi.
“Es
krimmu mencair.” Kata Utaha.
“Yah,
itu karena ada sesuatu yang lebih penting daripada es krim.” Kata Yuuki.
“Hmm,
kalau begitu akan aku makan saja punyamu.” Utaha mengambil es krim Yuuki secara
paksa yang menyebabkan Yuuki tercengang melihatnya.
‘Gadis
ini !’ Jika saja Utaha bukanlah gadis yang cantik, dia tidak terlalu yakin
kalau dia bisa memperlakukannya seperti ini.
“Utaha,
apa kamu memiliki sesuatu yang ingin kamu lakukan ?” Tanya Yuuki.
“Hmm,
ada apa ? Mengapa kamu menanyakan hal itu ?” Kata Utaha.
“Yah,
aku hanya penasaran saja, aku pikir kalau kamu menemaniku karena ingin
mendapatkan ide untuk pekerjaanmu atau sesuatu yang lain.” Yuuki tahu kalau
Utaha adalah penulis Light Novel dari kehidupan lampaunya, tapi dia tidak bisa
mengatakan hal tersebut secara langsung.
Utaha
memandang Yuuki dengan kagum, ‘Seperti yang diharapkan dari seorang kreator’. Dia
berpikir kalau Yuuki sebagai seorang creator menyadari kalau dia telah
mendapatkan banyak sekali ide dari perjalanan ini. Dia berpikir sejenak dan
memutuskan untuk memberitahunya.
“Itu
benar ! aku ingin menulis Light Novel.” Kata Utaha.
Yuuki
mengangguk kepadanya, Light novel adalah genre novel baru yang sedang popular dikalangan remaja. Genre tersebut
memiliki buku yang cukup tipis dan jalan cerita yang mudah dimengerti. Dia tahu
kalau industri light novel akan berkembang di masa yang akan datang.
“Baguslah,
aku harap bisa membaca ceritamu secepatnya,” Kata Yuuki.
“Yah,
aku masih belum menyelesaikannya, lagi pula kamu harus membeli light novelku
setelah beredar dipasaran jika ingin membaca,” Kata Utaha.
“Baiklah,
aku pasti akan membeli bukumu.” Yuuki mengangguk.
Keduang
terus mengobrol sampai Yuuki merasa ingin pergi ke restoran sushi. Yuuki adalah
seorang gourmet (1) dan dia memiliki uang untuk melakukan hobinya tersebut. Selain
itu dia tidak keberatan untuk memakan banyak sekali makanan. Dia kemudian
membawa Utaha yang segan untuk makan. Karena mereka telah makan banyak sekali
makanan sejak mereka pergi bersama.
“Kamu
tahu, aku akan menjadi gemuk jika kamu membawaku makan setiap waktu.” Keluh
Utaha.
“Hahaha,
jangan khawatir, bagaimana jika kita olahraga setiap pagi ? aku akan
membangunkanmu jika kamu setuju.” Kata Yuuki.
“Hmph,
apakah ini salah satu trikmu untuk mengajakku kencan lagi ?” Utaha menyilangkan
tangannya dan memalingkan wajah.
‘Apa
? Bagaimana bisa olahraga pagi menjadi sebuah kencan?’ Yuuki menggelengkan
kepalanya dan melanjutkan memakan sushinya.
“Hmm,
enak.” Yuuki memakan sushi sampai dia mendengar ada sebuah kegaduhan di dalam
restoran. Kegaduhan tersebut sangat kencang sampai sampai membuat nafsu
makannya berkurang.
“Tch,
cara yang bagus untuk merusak kesenanganku.” Utaha juga merasa tidak nyaman
ketika dia mendengar kegaduhan tersebut.
“Ayo
kita pulang,” Tanya Utaha.
“Iya,
ayo pulang.” Yuuki tidak memiliki nafsu makan untuk menghabiskan sushinya.
Keduanya
kemudian pergi ke kasir untuk membayar tapi di depannya ada 1 pria paruh baya
dan 5 anak anak di sekitarnya. Ada anak laki laki yang gemuk, anak laki laki
yang kurus, anak perempuan yang imut, anak perempuan imut tapi terlihat acuh
tak acuh, tapi pusat perhatian Yuuki tertuju pada anak laki laki terakhir. Anak
laki tersebut mengenakan kacamata dan dasi kupu kupu. {T/N : siapa hayo… coba
tebak..}
Yuuki
tahu kalau kapanpun dia bertemu dengan anak laki laki tersebut, di sana pasti
terjadi sesuatu yang buruk. Dia ingin melarikan diri tapi dia tidak bisa,
karena ia belum membayar makanannya.
Yuuki
melihat ke arah Utaha yang terlihat tidak peduli, dia menarik nafas dalam dalam
dan memegang tangan Utaha.
“A-apa
yang kamu lakukan ?” Utaha tersipu.
“Pernahkah
kamu mendengar sebuah cerita tentang kucing hitam ?” Kata Yuuki.
“Kucing
hitam ?” Utaha lupa akan wajahnya yang memerah dan menatap Yuuki dengan penuh
penasaran.
“Iya,
ketika ada seekor kucing hitam berarti kamu akan mendapatkan nasib buruk,” Kata
Yuuki.
“Aku
tahu, memangnya ada apa ? apa kamu melihat kucin hitam ?” Kata Utaha.
“Bukan
kucing hitam, tapi sesuatu yang lebih buruk lagi.” Yuuki tidak memiliki waktu
menjelaskan kepada Utaha karena ia mendengar sebuah teriakan.
“AAAAAHHH!!!”
semua orang terkejut dan melihat ke arah sumber suara. Utaha merasa takut dan
memegang tangan Yuuki lebih erat.
“Jangan
khawatir, kita akan baik baik saja.” Yuuki membisikinya dengan lembut. Dia mencoba
menenangkannya.
Utaha
masih terlihat ketakutan, Yuuki melihat ke arah anak laki laki yang sedang
berlari menuju sumber suara. Dia tahu kalau sesuatu yang buruk akan terjadi
jika ia bertemu dengan anak laki laki itu karena kemanapun anak laki laki
tersebut pergi di sana pasti ada seseorang yang meninggal.
Betul,
Yuuki saat ini telah bertemu dengan tokoh utama ‘Detective Conan’ yang terkenal
di seluruh dunia.
Footnote
:
(1) Gourmet adalah hobi memakan makanan yang biasanya
dimiliki oleh para bangsawan atau konglomerat.
T/N : Maaf, kemarin gw kagak update soalnya gw dapet tugas kelompok dadakan, yah selamat membaca~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar