Quest Baru
Yuuki
merasa cukup bosan di kelas, karena dia telah memelajari Kurikulum SMA di
kehidupann sebelumnya. Dia tiu murid yang cukup rajin, karena dia yakin kalau
dia bisa mendapat peringkat pertama di rangking paralel.
Yuuki
melihat Ranko yang manatapnya dengan ekspresi aneh.
“Ada
apa ?” Bisik Yuuki.
“Yukana
salah pahan tentang hubungan kita,” Kata Ranko dengan menghembuskan nafas
lelah.
“Jangan
khawatir, dia akan melupakan masalah itu minggu depan,” Yuuki telah membaca
entah dimana kalau gossip akan hilang setelah seminggu berlalu.
Ranko
menatapnya dengan ragu dan bertanya tanya darimana Yuuki mendengar
informasi yang jelas jelas salah itu. {TN : Hoax !}
“Jangan
terlalu dipikirkan, karena masalah itu akan menjadi semakin rumit jika kamu
terlalu banyak berpikir.” Ranko menghebuskan nafas dan mengangguk.
Mereka
tidak melanjutkan pembicaraan mereka dan mendengarkan perkataan guru dengan
seksama.
-
- -
Saat
pulang sekolah, Yuuki ingin segera pulang dan mengerjakan manganya.
“Yuuki,
apakah kamu mau pulang bersama ?” Tanya Chiaki.
“Ok,
ayo pulang bersama,” Yuuki mengangguk.
Miyuki
tidak mengatakan apapun tapi terlihat sedikit senang karena Yuuki akan pulang
bersamanya.
Mereka
berjalan keluar kelas tapi terhenti karena mereka melihat Uomi yang ada di
depan mereka.
“Apakah
kamu perlu sesuatu, Uomi ?” Tanya Yuuki.
“Iya,
aku membutuhkanmu, bisakah aku meminjamnya untuk OSIS sebentar ?” Uomi melihat
ke arah Chiaki dan Miyuki, tapi Yuuki menyelanya.
“Apakah
kita harus pergi hari ini ?” Yuuki telah memiliki janji untuk pulang bersama Chiaki dan Miyuki. Dia merasa tidak enak jika dia harus mengingkari janjinya
dua kali kepada mereka.
“Iya,
ini tentang sekolah,” Kata Uomi dengan wajah datarnya. Sangatlah sulit untuk
mengetahui apakah dia sedang serius atau tidak.
“Yuuki,
kamu pergi saja dulu, kita bisa pulang bersama besok,” Kata Chiaki.
“Maaf
karena ingkar jandi, aku akan menggantinya besok.” Miyuki dan Chiaki
mengangguk.
“Ayo,
Uomi,” Kata Yuuki.
Uomi
mengangguk dan mereka berdua berjalan menuju ruang OSIS.
-
- -
“Kamu
tau, ini sangat sulit untuk dipercaya kalau kamu telah mengenal semua gadis
paling popular di sekolah pada hari pertama pindah di sini,” Kata Uomi.
Karena
ekspresinya yang sulit untuk dibaca, Yuuki tidak tau apakah Uomi sedang
bercanda atau tidak.
“Hmm,
aku pikir itu tidak benar, menurutku Chiaki hanya peduli kepadaku karena aku
murid pindahan, karena kami tidak sedang berpacaran,” Kata Yuuki dengan rendah
hati.
“Yah,
tidak apa apa jika kamu tidak berpacaran, karena aku takut kamu sedang berpacaran
dengannya,” Kata Uomi.
“Hoo
? Kok bisa ?” Yuuki merasa tertarik.
“Karena,
kita sudah tunangan,” Uomi menjatuhkan bom.
Yuuki
melongo and ekspresi wajahnya sangat lucu. Dia tidak pernah mengira kalau gadis
di depannya ini adalah tunangannya.
“Hei
? Ben…” Yuuki ingin bertanya tapi Uomi mengeluarkan hpnya dan memfotonya saat
melongo.
“Hmm,
ekspresi yang bagus, aku akan menjadikannya foto profilku,” Kata Uomi sambil
menyeringai.
Yuuki
memijit mijit pelipisnya ketika dia melihat Uomi yang sedang menggodanya.
“Huu..,
apakah kamu memanggilku hanya untuk menggodaku ? Jika iya, aku akan pulang
dulu.” Yuuki tidak ingin membuang buang waktunya.
“Tidak,
aku memanggilmu karena ada sesuatu yang penting.” Yuuki mengambil nafas dalam
dalam.
“Baiklah,
aku akan mendengarkan,” Yuuki memutuskan untuk mengikuti permainannya.
“Kamu
tidak menarik !” Kata Uomi.
“Akan
lebih menarik jika kamu menunjukkan beberapa ekspresi,” Tolak Yuuki.
“Hoo,
apakah kamu ingin melihatku dengan ekspresi ahegao ?” Uomi berpose dobel peace.
{TN : Ahem… lebih baik yang tidak tau baca sendiri deh di wiki.}
“Jangan
lakukan hal itu bagaimana jika seseorang mengiraku sebagai seseorang yang
memiliki fitish aneh ?” Yuuki buru buru menurunkan tangan Uomi. {TN : Fetish =
kondisi tertentu untuk memuaskan hasrat.}
“Hmph,
kamu benar benar tidak menarik,” Kata Uomi.
“Aku
puas dengan hal itu, jadi beritau aku, ada apa dengan sekolahan ?” Tanya Yuuki.
Uomi
mengangguk dan memutuskan untuk serius.
“Apakah
kamu tau kalai sekolah kita sedang dalam bahaya ?” Kata Uomi.
“Bahaya
? Bahaya apa ?” Yuuki memiringkan kepalanya.
“Ada
permasalahan tentang berkurangnya jumlah murid yang mendaftar di sekolah kita
tahun ini.” Uomi menunjukkan Yuuki beberapa data statistik.
Yuuki
mengerutkan alisnya ketika dia melihat data statistic tersebut.
“Ini
benar benar buruk,” Yuuki tau kalau Jepang sedang mengalami penurunan jumlah
kelahiran, tapi dia tidak pernah berpikir kalau itu akan memengaruhi sekolahnya
sampai seperti ini. Ada 20% penurunan jumlah murid yang mendaftar di sekolah
ini. Dia berpikir kalau hanya butuh waktu 5 tahun sebelum sekolah ini akan
ditutup.
Yuuki
ingin menolaknya, tapi sebuah quest tiba tiba muncul di kepalanya.
[Quest
Utama : Selamatkan sekolah dari penutupan.]
[Hadiah
: tiket undian sistem 3x]
[Tips
sistem – akan sangat buruk jika sekolahmu ditutup. Kamu harus menyelamatkan sekolahmu bersama dengan OSIS. Kamu akan membantu ketua OSIS yang kesepian itu
untuk mewujudkan mimpinya.]
Yuuki
yang sedang menatap questnya tau kalau dia harus menerima permintaan Uomi.
‘Aku
memiliki sistem jadi mengapa aku harus takut ?’ Pikir Yuuki.
“Baiklah,
aku akan membantumu untuk menyelamatkan sekolah.” Kata Yuuki yang penuh dengan
tekat.
“terima
kasih,” Kata Uomi.
“Tapi,
apakah kamu punya ide tentang bagaimana cara menyelamatkan sekolah ini ?” Yuuki
memiringkan kepalanya.
“Hmm,
pertama tama, kita butuh banyak perhatian dari media atau semua orang,” Kata
Uomi.
“Baguslah,
tapi bagaimana kita bisa mewujudkan hal tersebut ?” Yuuki memiringkan
kepalanya.
“jangan
khawatir, aku punya ide.” Uomi mengambil sesuatu dari tasnya dan menunjukkannya
ke Yuuki.
“Hmm,
sebuah ‘Turnamen Membuat Game’ seluruh Jepang, ide yang bagus,” Yuuki harus
mengakui kalau idenya itu bagus yaitu dengan mengikuti kompetisi kompetisi
seperti ini.
“Jadi
? Siapa yang akan membuat game ?” Yuuki berpikir kalau sekolah ini memiliki
ekstrakulikuler membuat game.
Yuuki
menunggu jawaban Uomi tapi Uomi malah menunjuk ke arahnya.
“Kamu,”
Kata Uomi.
“Hmm
?” Yuuki tertegun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar