Rabu, 12 Juni 2019

SBM Chapter 20


Kehidupan SMA Dimulai

“Terima kasih atas pesanannya ! Bila anda puas, silahkan pesan dari restoran kami lagi.” Yuuki mengangguk dan menutup pintu. Dia membawa Ramen tersebut ke ruang tamu dimana semuanya telah menunggu.

Yuuki meletakkan ramen tersebut di meja dan berbicara kepada Tsubasa.

“Apakah kamu mau yang seafood Tsubasa ?” Kata Yuuki.

“Iya, sensei, makasih atas makannya.” Kata Tsubasa.

“Aku akan makan yang pedas, beritau aku bila ramenmu rasanya enak, nanti kita akan saling mencicipi ramen satu sama lain.” Yuuki ingin mencicipi ramen punya Tsubasa.

“Aku juga ingin mencicipi ramen punyamu, sensei.” Tsubasa mengambil sumpitnya.

“JANGAN ABAIKAN KAMI !” Kata Utaha dan Eriri bersamaan.


Yuuki mengbuskan nafas ketika melihat mereka. Karena mereka telah bertengkar sejak mereka bertemu.

“Yah, apakah kaluan mau ramen ?” Kata Yuuki.

“Mm, aku tidak keberatan kok.” Utaha akan mengambil ramen miso terakhir tapi Eriri menghentikannya.

“Itu ramen punyaku !!” Kata Eriri.

“Hei ? Apakah ada nametag yang menunjukkan ramen ini punyamu ?” Utaha memprofokasi.

“Kiiiii !! Kasumigaoka Utaha !!” Eriri menjadi marah lagi dan menunjukkan taringnya.
Keduanya kemudian terdiam dan menoleh ke arah Yuuki, tapi mereka tercangang melihat Yuuki yang sedang memakan ramen bersama dengan Tsubasa.
Yuuki merasa kalau Tsubasa itu mirip sekali seperti laki laki, karena tingkah laku dan gaya bicaranya yang membuat Yuuki lebih mudah bercengkrama dengannya seperti bercengkrama dengan teman laki lakinya.

Tsubasa tidak berpikir kalau perlakuan Yuuki itu aneh dan merasa senang karena Yuuki bisa bercengkrama dengannya seperti teman.

Yuuki terus makan ramen bersama Tsubasa sampai dia merasa Utaha dan Eriri yang terus menerus menatap ke arahnya.

“Aku bisa memesan ramen lagi untukmu, kamu tau.” Kata Yuuki.

“Hmph !” Keduanya menyilangkan tangan dan mengalihkan pandangan mereka. Mereka marah karena Yuuki mengabaikan mereka lagi.

“Yah, jika kalian belum kenal satu sama lain makan akan aku perkenalkan.” Kata Yuuki

“Ini adalah Kasumigaoka Utaha, dia adalah tetanggaku.” Kata Yuuki.

“Dan yang satu ini adalah Sawamura Spencer Eriri, dia adalah asisten mangaku.” Kata Yuuki.

“Tolong kalian saling akur, karena kalian akan sering bertemu.” Yuuki tau kalau permintaannya itu mustahil tapi paling tidak dia telah mencoba.

“TIDAK MUNGKIN !!” Keduanya berkata pada saat yang sama dan memalingkan wajah.

“Haa, bisakah kalian paling tidak tidak bertengkar di sini ? Itu akan membuatku susah untuk bekerja.” Keduanya menundukkan kepala mereka saat mendengarkannya. Mereka merasa malu karena bertengkar di saat Yuuki sedang bekerja. Mereka mengangguk dan memutuskan untuk tidak bertengkar di studio manganya.
Yuuki memesan satu ramen lagi sehingga keduanya bisa makan. Setelah itu, mereka melanjutkan menggambar manga. Utaha juga ikut dan membawa laptopnya untuk menulis novelnya di studio manga Yuuki. Yuuki tidak keberatan Utaha menulis novel di studio manganya tapi Utaha dan Eriri hampir bertengkar lagi karena keputusan Utaha tersebut.

- - -

Mereka bekerja selama beberapa saat dan Yuuki memutuskan untuk istirahat. Dia mengambil rokok dan menyalakannya.

Utaha mengerutkan alisnya ketika mencium bau rokok.

“Yuuki ? Apakah kamu merokok ?” Kata Utaha.

“Iya, apa kamu tidak suka ?” Utaha menggelengkan kepalanya. Dia tidak peduli tentang Yuuki merokok atau tidak. Dia tidak tau entah mengapa bau rokok menbuatnya mendapat inspirasi. Dia mulai mengetik inspirasi tersebut di laptopnya.

- - -

Mereka terus bekerja selama beberapa hari dan Mihari juga datang ke studio manganya.

“Terima kasih atas kerja kerasnya, Yuuki.” Mihari merasa senang karena Yuuki tidak menggambar manganya ketika deadlinenya sudah dekat.

“Sama sama, ngomong ngomong, bagaimana respon pembaca terhadap mangaku ?” Yuuki sedikit penasaran tentang hal tersebut.

“Oh iya ! Manga ‘Fairy Tail’ mu menjadi topik terpanas di dunia manga !!” Kata Mihari sambil menatap ke arah Yuuki dengan kagum.

“Benarkah ?” Yuuki benar benar tidak memeriksa berita tersebut.

“Hei ? Apakah kamu tidak tau sedikitpun kalau mangamu benar benar popular ?” Kata Eriri yang tidak memercayai perkataan Yuuki.

“Benar, sensei, aku juga telah menjadi fans mangamu ! Karena mangamu, aku bisa menciptakan teknik baru ! Sihir Pembunuh Naga : Auman Naga Api !” Tsubasa mencoba meniru Natsu.

“Apa yang harus aku lakukan kepadamu ?” Utaha menggelengkan kepalanya sambil duduk di samping Yuuki. Dia telah berada di studio ini bersama yang lainnya selama beberapa hari terakhir. Yuuki juga tidak keberatan karena dia merasa cukup terhibur melihat Utaha dan Eriri yang sering bertengkar. Disamping itu, memiliki gadis cantik yang duduk di sampingmu adalah sesuatu yang menggembirakan.

“Aku percaya kalau mangamu bahkan bisa mengalahkan semua manga terbitan ‘Shounen Jump’ Yuuki.” Mihari merasa senang terhadap kesuksesannya.

Gajinya pun telah meningkat akhir akhir ini. Dia mendapat 40.000 koin pulau setiap halaman yang dia gambar. Dia merasa senang karena tabungannya mulai berlimpah.

“Aku tidak sabar menunggumu untuk menerbitkan buku ‘Fairy Tail’ !” Kata Mihari.
Yuuki mengangguk. Dia ingat kalau ‘Fairy Tail’ volume 1 butuh paling tidak 6 chapter sebelum dibuat menjadi sebuah buku. Dia harus menunggu selama 5 minggu sebelum ‘Gongon Mingguan’ menerbitkan bukunya.

“Yah, mari kita lupakan permasalahan itu untuk saat ini, karena besok aku harus pergi ke sekolah.” Ketika Yuuki mengatakan hal tersebut, semuanya langsung terlihat kaget. Mereka baru ingat kalau liburan mereka akan berakhir besok. Mereka merasa senang bisa menghabiskan waktu bersama selama satu minggu penuh. Mereka memiliki ekpresi enggan di wajah mereka.

“Jika aku boleh tau dimana kamu bersekolah, Tsubasa ?” Yuuki tidak tau dimana sekolah Tsubasa. Dia berpikir jika mereka bersekolah di sekolah yang sama akan sangat menyenangkan.

“Aku bersekolah di SMA perempuan.” Kata Tsubasa dengan sedihnya. Dia juga berpikir jika mereka bisa bersekolah di sekolah yang sama akan sangat menyenangkan.

“Jangan khawatirkan hal tersebut, kita akan bisa bertemu lagi saat bekerja.” Mereka semua mengangguk dengan enggan mendengar perkataan Yuuki.

- - -

Keesokan harinya, Yuuki telah memakai seragam barunya. Dia menatap ke arah cermin dan mengangguk. Dia ingin tertawa karena harus pergi bersekolah lagi. Dia  berjalan keluar dari ruangannya dan memutuskan untuk mengambil langkah pertamanya menjadi seorang siswa SMA. Meskipun dia dberada di tahun kedua.
{TN : maaf kagak update dua hari kemarin, badan and kepala gw lagi gak enak. Jadi pas mau ngetik rasanya kaya gak bisa konsentrasi. And maaf kalau kualitas tranlateannya hari ini kurang bagus.}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar