Kehidupan SMA Dimulai
“Terima kasih atas
pesanannya ! Bila anda puas, silahkan pesan dari restoran kami lagi.” Yuuki
mengangguk dan menutup pintu. Dia membawa Ramen tersebut ke ruang tamu dimana
semuanya telah menunggu.
Yuuki meletakkan ramen tersebut
di meja dan berbicara kepada Tsubasa.
“Apakah kamu mau yang
seafood Tsubasa ?” Kata Yuuki.
“Iya, sensei, makasih atas
makannya.” Kata Tsubasa.
“Aku akan makan yang pedas,
beritau aku bila ramenmu rasanya enak, nanti kita akan saling mencicipi ramen
satu sama lain.” Yuuki ingin mencicipi ramen punya Tsubasa.
“Aku juga ingin mencicipi
ramen punyamu, sensei.” Tsubasa mengambil sumpitnya.
“JANGAN ABAIKAN KAMI !” Kata
Utaha dan Eriri bersamaan.
Yuuki mengbuskan nafas
ketika melihat mereka. Karena mereka telah bertengkar sejak mereka bertemu.
“Yah, apakah kaluan mau
ramen ?” Kata Yuuki.
“Mm, aku tidak keberatan
kok.” Utaha akan mengambil ramen miso terakhir tapi Eriri menghentikannya.
“Itu ramen punyaku !!” Kata
Eriri.
“Hei ? Apakah ada nametag
yang menunjukkan ramen ini punyamu ?” Utaha memprofokasi.
“Kiiiii !! Kasumigaoka Utaha
!!” Eriri menjadi marah lagi dan menunjukkan taringnya.
Keduanya kemudian terdiam
dan menoleh ke arah Yuuki, tapi mereka tercangang melihat Yuuki yang sedang
memakan ramen bersama dengan Tsubasa.
Yuuki merasa kalau Tsubasa
itu mirip sekali seperti laki laki, karena tingkah laku dan gaya bicaranya yang
membuat Yuuki lebih mudah bercengkrama dengannya seperti bercengkrama dengan
teman laki lakinya.
Tsubasa tidak berpikir kalau
perlakuan Yuuki itu aneh dan merasa senang karena Yuuki bisa bercengkrama
dengannya seperti teman.
Yuuki terus makan ramen
bersama Tsubasa sampai dia merasa Utaha dan Eriri yang terus menerus menatap ke
arahnya.
“Aku bisa memesan ramen lagi
untukmu, kamu tau.” Kata Yuuki.
“Hmph !” Keduanya
menyilangkan tangan dan mengalihkan pandangan mereka. Mereka marah karena Yuuki
mengabaikan mereka lagi.
“Yah, jika kalian belum
kenal satu sama lain makan akan aku perkenalkan.” Kata Yuuki
“Ini adalah Kasumigaoka
Utaha, dia adalah tetanggaku.” Kata Yuuki.
“Dan yang satu ini adalah
Sawamura Spencer Eriri, dia adalah asisten mangaku.” Kata Yuuki.
“Tolong kalian saling akur,
karena kalian akan sering bertemu.” Yuuki tau kalau permintaannya itu mustahil
tapi paling tidak dia telah mencoba.
“TIDAK MUNGKIN !!” Keduanya
berkata pada saat yang sama dan memalingkan wajah.
“Haa, bisakah kalian paling
tidak tidak bertengkar di sini ? Itu akan membuatku susah untuk bekerja.”
Keduanya menundukkan kepala mereka saat mendengarkannya. Mereka merasa malu
karena bertengkar di saat Yuuki sedang bekerja. Mereka mengangguk dan
memutuskan untuk tidak bertengkar di studio manganya.
Yuuki memesan satu ramen
lagi sehingga keduanya bisa makan. Setelah itu, mereka melanjutkan menggambar
manga. Utaha juga ikut dan membawa laptopnya untuk menulis novelnya di studio
manga Yuuki. Yuuki tidak keberatan Utaha menulis novel di studio manganya tapi
Utaha dan Eriri hampir bertengkar lagi karena keputusan Utaha tersebut.
- - -
Mereka bekerja selama
beberapa saat dan Yuuki memutuskan untuk istirahat. Dia mengambil rokok dan
menyalakannya.
Utaha mengerutkan alisnya
ketika mencium bau rokok.
“Yuuki ? Apakah kamu merokok
?” Kata Utaha.
“Iya, apa kamu tidak suka ?”
Utaha menggelengkan kepalanya. Dia tidak peduli tentang Yuuki merokok atau
tidak. Dia tidak tau entah mengapa bau rokok menbuatnya mendapat inspirasi. Dia
mulai mengetik inspirasi tersebut di laptopnya.
- - -
Mereka terus bekerja selama
beberapa hari dan Mihari juga datang ke studio manganya.
“Terima kasih atas kerja
kerasnya, Yuuki.” Mihari merasa senang karena Yuuki tidak menggambar manganya
ketika deadlinenya sudah dekat.
“Sama sama, ngomong ngomong,
bagaimana respon pembaca terhadap mangaku ?” Yuuki sedikit penasaran tentang
hal tersebut.
“Oh iya ! Manga ‘Fairy Tail’
mu menjadi topik terpanas di dunia manga !!” Kata Mihari sambil menatap ke arah
Yuuki dengan kagum.
“Benarkah ?” Yuuki benar
benar tidak memeriksa berita tersebut.
“Hei ? Apakah kamu tidak tau
sedikitpun kalau mangamu benar benar popular ?” Kata Eriri yang tidak
memercayai perkataan Yuuki.
“Benar, sensei, aku juga
telah menjadi fans mangamu ! Karena mangamu, aku bisa menciptakan teknik baru !
Sihir Pembunuh Naga : Auman Naga Api !” Tsubasa mencoba meniru Natsu.
“Apa yang harus aku lakukan kepadamu ?” Utaha menggelengkan kepalanya sambil duduk di samping Yuuki. Dia
telah berada di studio ini bersama yang lainnya selama beberapa hari terakhir. Yuuki
juga tidak keberatan karena dia merasa cukup terhibur melihat Utaha dan Eriri
yang sering bertengkar. Disamping itu, memiliki gadis cantik yang duduk di
sampingmu adalah sesuatu yang menggembirakan.
“Aku percaya kalau mangamu
bahkan bisa mengalahkan semua manga terbitan ‘Shounen Jump’ Yuuki.” Mihari
merasa senang terhadap kesuksesannya.
Gajinya pun telah meningkat
akhir akhir ini. Dia mendapat 40.000 koin pulau setiap halaman yang dia gambar.
Dia merasa senang karena tabungannya mulai berlimpah.
“Aku tidak sabar menunggumu
untuk menerbitkan buku ‘Fairy Tail’ !” Kata Mihari.
Yuuki mengangguk. Dia ingat
kalau ‘Fairy Tail’ volume 1 butuh paling tidak 6 chapter sebelum dibuat menjadi
sebuah buku. Dia harus menunggu selama 5 minggu sebelum ‘Gongon Mingguan’
menerbitkan bukunya.
“Yah, mari kita lupakan
permasalahan itu untuk saat ini, karena besok aku harus pergi ke sekolah.”
Ketika Yuuki mengatakan hal tersebut, semuanya langsung terlihat kaget. Mereka baru
ingat kalau liburan mereka akan berakhir besok. Mereka merasa senang bisa
menghabiskan waktu bersama selama satu minggu penuh. Mereka memiliki ekpresi enggan
di wajah mereka.
“Jika aku boleh tau dimana
kamu bersekolah, Tsubasa ?” Yuuki tidak tau dimana sekolah Tsubasa. Dia berpikir
jika mereka bersekolah di sekolah yang sama akan sangat menyenangkan.
“Aku bersekolah di SMA
perempuan.” Kata Tsubasa dengan sedihnya. Dia juga berpikir jika mereka bisa
bersekolah di sekolah yang sama akan sangat menyenangkan.
“Jangan khawatirkan hal
tersebut, kita akan bisa bertemu lagi saat bekerja.” Mereka semua mengangguk
dengan enggan mendengar perkataan Yuuki.
- - -
Keesokan harinya, Yuuki
telah memakai seragam barunya. Dia menatap ke arah cermin dan mengangguk. Dia ingin
tertawa karena harus pergi bersekolah lagi. Dia berjalan keluar dari ruangannya dan memutuskan
untuk mengambil langkah pertamanya menjadi seorang siswa SMA. Meskipun dia
dberada di tahun kedua.
{TN : maaf kagak update dua
hari kemarin, badan and kepala gw lagi gak enak. Jadi pas mau ngetik rasanya
kaya gak bisa konsentrasi. And maaf kalau kualitas tranlateannya hari ini
kurang bagus.}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar