Kucing dan Anjing
“Maaf tentang perkataanku
yang seperti menceramahimu atau semacamnya,” Kata Yuuki, tapi Eriri tidak
berkata apapun dan terus menatap Yuuki dengan marah.
Yuuki pun memutuskan untuk
menunggu Eriri sampai dia tenang.
- - -
Eriri kemudian melihat Yuuki
yang sedang merokok dengan santainya.
“Hei ! Jangan merokok !”
Kata Eriri.
- - -
Yuuki menghembus nafas dan
terus mengabaikan Eriri.
“Hei ! Jangan mengabaikanku
!” Kata Eriri.
“Yah, kalau begitu, Eriri kan
?” Eriri mengangguk.
“Bisakah kamu memberitauku
alasanmu datang ke rumahku ?” Tanya Yuuki.
“Aku kesini untuk menjadi
asisten mangamu,” Kata Eriri yang menatap Yuuki seolah olah seperti menatap
orang bodoh.
“Yah, baiklah, jadi itu
berarti, aku adalah bosmu kan ?” Eriri berpikir sejenak dan mengangguk.
“Bos memiliki kewenangan
untuk memberikan perintah kepada pegawainya tanpa memerdulikan pegawai tersebut
suka atau tidak,” Kata Yuuki sambil menghisap rokoknya.
Eriri yang mendengar
perkataan Yuuki merasa kesal, tapi ida tidak bisa membantah perkataan Yuuki. Kerena
Yuuki adalah bosnya dan dia datang ke sini untuk belajar menggambar manga. Dia harus
sabar menghadapi bosnya tersebut, meskipun dia tidak menginginkan hal tersebut.
“Bisakah kamu ceritakan
kepadaku pengalaman menggambar mangamu ?” Tanya Yuuki.
“Yah…” Eriri mulai bercerita
dan Yuuki mendengar apa yang dicertiakan Eriri dengan tenang. Mereka bercakap
cakap selama beberapa saat sampai mereka mendengar bunyi bel berdering.
“Permisi, ini ada kiriman
paket dari toko manga !” Yuuki tau kalau perlengkapan menggambar manganya telah
sampai.
“Ayo ! bantu aku menata
manga studioku.” Yuuki menarik Eriri.
“Tu-tunggu dulu oi, jangan
menarikku !” Eriri berjalan bersama dengan Yuuki.
Ini adalah pengalaman
pertamanya bercakap cakap dengan laki laki selain teman kanak kanaknya. Eriri
kemudian berpikir tentang teman kanak kanaknya dan menjadi marah.
‘Hmph, masa bodo dengan Tomo
!’ Eriri menggelengkan kepalanya dan memfokuskan diri membantu menata manga
studio Yuuki.
- - -
Keduanya mengusap keringat
yang bercucuran di dahi mereka, karena telah bergotong royong untuk menata
studio manganya.
Yuuki mengambil air dingin
dari kulkasnya dan memberikannya kepada Eriri.
“Makasih.” Eriri menerima air
dingin itu.
“Sama sama,” Kata Yuuki.
Mereka beristirahat sejenak
dan Eriripun bertanya kepada Yuuki.
“Kapan kita mulai menggambarnya
?” Tanya Eriri.
“Karena masih ada satu lagi
asisten yang belum datang, jadi kita harus menunggunya terlebih dahulu,” Kata
Yuuki sambil menghisap rokok. {TN : uffftt… puufff…. }
“Bisakah kamu paling tidak
meroko di luar !!” Keluh Eriri, tapi Yuuki mengabaikan keluhannya lagi.
Eriri terus menerus mengeluh
kepadanya sampai mereka mendengar suara bel bordering sekali lagi.
“Ada banyak sekali
pengunjung ya hari ini.” Yuuki menggelengkan kepalanya dan membuka pintu.
Eriri ikut berjalan ke luar
karena dia penasaran siapa yang akan menjadi rekan kerjanya.
Keduanya pun melihat seorang
gadis cantik berambut biru yang dipotong pendek. Dia juga membawa banyak sekali
barang barang dan itu semua terlihat sangat berat.
“Mmmm, apakah anda
Yuuki-sensei ?” Tanya gadis tersebut.
“Benar, apakah kamu adalah
asisten mangaku ?” Tanya Yuuki.
“Benar, perkenalkan namaku
Katsuki Tsubasa, mulai saat ini aku akan menjadi asisten mangamu,” Kata Tsubasa
sambil berpose.
Yuuki mengusap usap
keningnya, karena semua asisten manganya ini sangatlah aneh. Asisten yang
pertama suka sekali mengeluh dan yang terakhir terlihat seperti tokoh utama
dari manga shounen. Akan lebih komplit jika dia memakai jubah dan penutup mata
ketika menggambar manga.
Yuuki tau kalau gadis di
depannya adalah salah satu tokoh utama dari anime ‘Comic Girls’. Dia tidak
menyangka kalau gadis itu yang akan menjadi asisten manganya.
“Yah, apakah kamu tidak
keberatan jika aku memanggilmu Tsubasa ?” Tsubasa mengangguk. {TN : Ingat gan,
kalau kebanyakan diluar negeri memanggil nama pemberian secara langsung itu
kagak sopan, jadi bila bari pertama ketemu biasanya saling memanggil dengan
nama keluarga.}
“Kalau begitu aku akan
memerkenalkan diri, perkenalkan namaku Shuuei Yuuki dan yang ada di sampingku
ini adalah Sawamura Eriri, dia akan menjadi rekan kerjamu,” Kata Yuuki.
“Senang bertemu denganmu
Yuuki-sensei, Eriri.” Kata Tsubasa. {TN : Oiya gw lupa, biasanya kalau author/pencipta
manga/novel biasanya diberi suffix/gelar sensei di Jepang.}
“Senang bertemu denganmu
juga.” Eriri mengangguk.
“Kalau begitu ako kita mulai
! Kita akan menggambar chapter yang banyak hari ini !” Yuuki menepukkan tangannya.
“Baik, Sensei !” {TN :
Jawaban mereka mirip kayak Yes sir !} Tsubasa dan Eriri menjawab dengan penuh
semangat karena ingin belajar menggambar manga dari Yuuki. Dan mereka juga
sudah tidak sabar untuk menggambar.
“Baiklah, ayo kita mulai !”
- - -
“Bukan seperti itu, kamu
harus menebali garisnya dengan dengan jelas.”
“Gunakan tone itu untuk
scene ini.” {TN : Hmm, tone slah satu itu istilah dalam menggambar manga.}
“Ulangi lagi, aku ingin kamu
bisa menyempurnakannya ketika aku mengeceknya lagi.”
“Begini loh caranya
menggambar Backgroundnya.”
“Tolong kerjakan halaman ini
Eriri.”
“Gunakan tone 83 untuk
halaman ini kemudian hapus tipis tipis, baru warnai itu dengan hitam Tsubasa.”
Yuuki terus menerus member perintah
kepada mereka sambil menggambar naskah nya. Dia harus mengakui bahwa Eriri
danTsubasa memiliki skill menggambar yang hebat. Dia merasa senang karena tidak
perlu mengajari mereka dari awal.
Karena tehnik menggambar Yuuki
yang mengagumkan, Eriri dan Tsubasa pun masih dalam fase memelajari cara
menggambar menggunakan tehniknya. Yuuki juga memberikan keduanya saran saran
sehingga mereka bisa memelajari tehnik menggambarnya dengan lebih mudah.
Yuuki hanya bisa menggambar
1 chapter setiap beberapa jam. Jika dia mengerjakan sendiri dia bisa menggambar
dengan lebih cepat tapi dia ingin Tsubasa dan Eriri untuk belajar. Dia merasa
bersyukur karena mereka berdua bisa belajar dengan cepat.
“Ayo istirahat sejenak,”
Kata Yuuki.
“Ah, akhirnya istirahat juga
!” Kata Eriri.
“Iya, Kekuatan nagaku juga
hampir habis.” Tsubasa memijat punggungnya.
“Apakah kalian mau ramen ?
Jika iya, maka aku akan memesan dari restoran terdekat.” Yuuki telah mengingat
semua nomor restoran yang ada di dekat apartemennya. Karena dia terlalu malas
untuk pergi keluar dan berpikir bahwa akan lebih baik jika memesan makanan
lewat jasa delivery.
“Aku mau.”
“Aku juga.”
Yuuki mengangguk dan
memanggil restoran terdekat. Dia memanggil restoran tersebut dan mulai memesan
makanannya.
“Benar, ramen pedas, miso,
dan seafood,” Yuuki sedang memesan makanannya sampai masuk ke dalam
apartemennya.
“Apa kamu ada di dalam Yuuki
? Karena ruanganmu yang satunya sedang terkunci.” Utaha masuk ke dalam studio
manga.
Yuuki ingin mengatakan
sesuatu tapi didahului oleh Eriri.
“Kasumigaoka Utaha !” Kata
Eriri dengan marahnya sambil menunjukkan taringnya.
“Ara, bukankah ini Sawamura
Spencer Eriri ?” Kata Utaha sambil menyilangkan tangan.
Mereka saling menatap seakan
akan sedang melihat musuh mereka, Yuuki bahkan seolah olah bisa melihat ada
petir yang saling beradu di antara keduanya.
“Hmm, apakah kalian saling
mengenal ?” Tanya Yuuki.
“Tidak !!” Kata keduanya
pada saat yang bersamaan.
Yuuki dan Tsubasa pun
meneteskan keringat melihat tingkah laku mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar