Sabtu, 08 Juni 2019

SBM Chapter 17


Bisakah Kamu Menemaniku Tidur ?

Yuuki dan Utaha melihat Conan menyelesaikan kasus pembunuhan tersebut dengan diam. Utaha juga selalu duduk di samping Yuuki dan tidak pernah meninggalkannya sama sekali. Meskipun kasus tersebut telah diselesaikan, tapi dia masih saja merasa tegang.

Yuuki tidak pernah menjadi fans dari genre misteri, karena dia tidak suka menggunakan kepalanya untuk sesuatu seperti itu, tapi dia bisa mengakui bahwa Conan itu menakjubkan. Dia tidak pernah berpikir kalau kasus pembunuhan tersebut menggunakan handuk untuk membunuh korbannya.


Tersangka menyemprotkan sianida di sebuah handuk kemudian menukar handuk korban dengan handuk yang sudah di semprot sianida.

Yuuki tidak paham mengapa tersangka membunuh korban hanya karena masalah yang sepele. Yuuki menggelengkan kepalanya dan memutuskan untuk pulang bersama Utaha.

“Onii-chan, ayo sesekali kita pergi bermain !” Kata Ayumi.

“Yah, Oklah.” Kata Yuuki meskipun dia sendiri tidak ingin bertemu dengan Conan.

“Are, Ayumi, siapa onii-chan di sampingmu itu ?” {TN : Are = huh/loh, tapi berhubung gw lebih nyaman dengan are jadi kagak gw ganti.} Yuuki berusaha untuk pulang, tapi suara Conan membuatnya berhenti. Dia menarik nafas dalam dalam. Karena dia sebenarnya cukup marah dengan Conan karena merusak kencannya dengan Utaha. Dia pun memutuskan untuk mengejek Conan.

“Hei, anak kecil, kamu memang mengagumkan karena bisa memberi mereka petunjuk sehingga mereka bisa menyelesaikan kasus ini lebih cepat,” Kata Yuuki sambil tersenyum.

Conan yang mendengar perkataan Yuukipun penuh dengan keringat dingin.

“Jelas tidak ! aku hanya mengatakan sesuatu secara acak, Onii-chan.” Kata Conan.

“Haha, yah, terserahmu saja, terima kasih telah nyelesaikan kasus ini.” Yuuki menggenggam tangan Utaha.

“Sampai jumpa semua !” Yuuki melambaikan tangannya dan Utaha menundukkan kepalanya.

Yuuki dan Utaha pun meninggalkan mereka dan pergi pulang.


Conan terus menatap punggung Yuuki seakan akan ingin mengungkap rahasianya.

‘Siapa dia ?’ Pikir Conan.

“Ngomong ngomong siapa onii-chan itu ?” Conanpun memutuskan untuk pertanya.

“Dia adalah seorang mangaka dan murid SMA !” Kata Genta.

“Yah, dia memang luar biasa bisa menjadi mangaka di usia semuda itu !” Kata Mitsuhiko.

“Yah, dia juga sangat tampan dan memiliki pacar yang sangat cantik pula !” Kata Ayumi dengan mata yang berkilauan.

Conan tidak percaya kalau Yuuki adalah seorang mangaka, tapi dia percaya kalau Yuuki adalah murid SMA. Karena pada dasarnya, Conan dan Haibara pun adalah seorang murid SMA sebelum terkena efek obat APTX 4869.

Conan pun menoleh ke arah Haibara, dia berpikir kalau Haibara mungkin mengetahui sesuatu tentang Yuuki.

“Siapa dia sebenarnya, Haibara ?” Tanya Conan.

“Dia adalah seorang Yakuza.” Conan terkejut tapi tatapan mukanya pun langsung berubah menjadi serius. Dia perlu mencari tau identitas Yuuki lebih dalam.


Yuuki tidak berpikir banyak tentang Conan dan pergi pulang bersama dengan Utaha.

“Kamu mengatakan kalau ada sesuatu yang lebih menakutkan dari pada kucing hitam,” Kata Utaha.

“Benar, ada sesuatu yang lebih menakutkan daripada kucing hitam.” Yuuki pun mengangguk.

“Apakah sesuatu tersebut adalah anak kecil berkaca mata tadi,” Kata Utaha.

“Benar, dia adalah jimat pembawa mala petaka kemanapun dia pergi, disana pasti ada kasus pembunuhan,” Kata Yuuki dengan serius.

“Benarkah ?” Utaha pun terkejut.

“Benar, jadi sebaiknya kamu berusaha untuk tidak mendekat ke anak yang menggunakan kaca mata dan dasi tadi,” Kata Yuuki.

“Aku tidak percaya tentang tahyul seperti itu.” Utaha menggelengkan kepalanya.

“Yah, aku tidak memaksamu untuk memercayaiku,” Kata Yuuki.

Utaha merasa sangat kesal terhadap Yuuki. Dia tau kalau Yuuki memiliki banyak rahasia dan hal itu membuatnya merasa frustrasi. Dia bersumpah untuk mengungkapkan semua rahasia yang dimiliki oleh Yuuki.

Mereka berjalan selama beberapa saat sampai mereka pun tiba di apartemen.

“Aku pergi dulu,” Kata Yuuki sambil menguap.

Saat Yuuki akan memasuki apartemennya, Utaha menarik bajunya.

“Hmm, ada apa ?” Kata Yuuki.

“Bisakah kamu….” Kata Utaha dengan suara yang sangat pelan.

“Hmm, apa yang kamu katakan barusan ?” Yuuki bertanya sekali lagi.

“Biskah kamu menemaniku untuk tidur !!” Utaha terlihat sangat frustrasi karena bertanya.

Yuuki berpikir selama beberapa saat dan akhirnya mengangguk. Dia tau kalau Utaha masih takut karena kasus pembunuhan tadi.

Sebenarnya, Yuuki benar benar berpikir kalau anak kecil seperti Genta, Mitsuhiko, dan ayumi bisa tidur dengan nyenyak padahal ada kasus pembunuhan di depan mereka adalah sesuatu yang tidak masuk akal. Dia berpikir kalau para petugas kepolisia tadi sedikit bodoh karena membiarkan anak anak berada di dalam area pembunuhan.

“Baiklah, tapi aku aku akan ganti baju terlebih dahulu.” Yuuki ingin memasuki apartemennya lagi tapi Utaha kembali menarik bajunya.

“Tidak, kamu tidak perlu ganti baju, kamu bisa tidur seperti itu saja !” Yuuki mengerutkan alisnya tapi setelah melihat ekspresi Utaha. Dia tau kalau dia tidak bisa meninggalkan Utaha sendirian.

Yuuki mengangguk dan masuk ke apartemen Utaha. Dia terkejut karena apartemennya ternyata cukup rapi. Karena dia berpikir kalau apartemen Utaha sedikit lebih berantakan.

“Kamu harus merasa senang karena bisa memasuki apartemen gadis yang cantik sepertiku.” Yuuki menghembuskan nafas lega ketika mendengar kata kata tajam Utaha.

“Yah, aku merasa senang bisa memasuki apartemenmu.” Yuuki tersenyum.

“Ha-hanya saja jangan sampai kamu menyerangku, ok !” Kata Utaha sambil tersipu.

“Apakah kamu pikir, aku adalah seorang b*jingan ?” Yuuki mengerutkan alisnya.

“Bukankah kamu seperti itu ?” Kata Utaha.

“Aku adalah orang yang beradab,” Kata Yuuki dengan penuh percaya diri yang membuat Utaha mendengus.

“Kamu tidur di sofa !” Utaha menunjuk dengan jarinya.

“Baiklah, Tuan putri.” Yuuki merasa lelah dan ingin tidur secepatnya. Dia tidak ingin bertemu dengan Conan lagi. Karena dia tidak ingin terlibat dalam kasus pembunuhan.

Yuuki berjalan ke arah sofa tapi Utaha menarik bajunya sekali lagi.

“Tunggu aku di depan kamr mandi, aku ingin ganti baju.” Yuuki mengangguk. 

Meskipun Utaha itu cukup egois tapi dia tau kalau Utaha sebenarnya sedang ketakutan.
Yuuki pun menggu di depan kamar mandi sampai Utaha selesai berganti baju.

“Yuuki, apa kamu di sana ?” Kata Utaha dari dalam kamar mandi.

“Aku di sini.” Kata Yuuki sambil menguap.

“Baguslah,” Yuuki menggu sampai Utaha keluar dari kamar mandi. Dia berjalan ke sofa untuk tidur sampai Utaha menarik bajunya lagi.

“Aku berganti pikiran, kamu tidur di kasurku saja,” Kata Utaha.

“Apa kamu yakin ?” Tanya Yuuki.

“Iya.” Utaha mengangguk.

“Meskipun bila aku tidur telanjang ?” Yuuki menggodanya.

Utaha tertegun mendengarnya dan berpikir selama beberapa saat.

“Baiklah ! Kamu boleh tidur telanjang, tapi kamu tidak boleh menyentuhku !” Utaha setuju.

Yuuki tersenyum dengan lembut dan membimbingnya menuju tampat tidur. {TN : ahem..} Dia tau kalau Utaha sebenarnya merasa tidak nyaman membiarkannya tidur di sampingnya.

“Kamu tidur di tempat tidur, aku akan tidur di kursi si sampingmu saja.” Kata Yuuki sambil mengambil sebuah kursi dan meletakkannya di samping kasur.

“Hei ? Apakah kamu serius ?” Utaha kaget mendengarnya.

“Benar, aku merasa lebih nyaman tidur di kursi.” Utaha ingin menolaknya tapi Yuuki tidak membiarkannya.

“Tidur yang nyenyak sana, aku akan selalu berada di sampingmu.” Utaha mengangguk. Dia tau kalau dia tidak bisa memaksa Yuuki, tapi dia juga merasa berterima kasih terhadap Yuuki. Dia berpikir kalau Yuuki akan merasa antusia untuk tidur di sampingnya tapi dia tidak menyangka kalau Yuuki akan bertingkah seperti orang yang beradab. Sekarang dia tau kalau Yuuki bukanlah seorang monyet nafsuan yang akan langsung loncat untuk menyergapnya. Dia senang telah bertemu dan mengikutinya hari ini.

Yuuki duduk di kursi dan memejamkan matanya. Meskipun tidur di kursi tidaklah nyaman, tapi sebagai seorang pria, dia harus menunjukkan pengorbanannya atau kalau tidak dia tidak bisa menyebut bahwa dirinya adalah seorang pria.
Yuuki hampir tertidur sampi dia mendengar suara Utaha.

“Terima kasih, Yuuki,” Kata Utaha dengan lembut.

“Tidak masalah.” Yuuki pun menutup matanya dan tidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar