Bisakah Kamu Menemaniku Tidur ?
Yuuki dan Utaha melihat
Conan menyelesaikan kasus pembunuhan tersebut dengan diam. Utaha juga selalu
duduk di samping Yuuki dan tidak pernah meninggalkannya sama sekali. Meskipun
kasus tersebut telah diselesaikan, tapi dia masih saja merasa tegang.
Yuuki tidak pernah menjadi
fans dari genre misteri, karena dia tidak suka menggunakan kepalanya untuk
sesuatu seperti itu, tapi dia bisa mengakui bahwa Conan itu menakjubkan. Dia
tidak pernah berpikir kalau kasus pembunuhan tersebut menggunakan handuk untuk
membunuh korbannya.
Tersangka menyemprotkan
sianida di sebuah handuk kemudian menukar handuk korban dengan handuk yang
sudah di semprot sianida.
Yuuki tidak paham mengapa
tersangka membunuh korban hanya karena masalah yang sepele. Yuuki menggelengkan
kepalanya dan memutuskan untuk pulang bersama Utaha.
“Onii-chan, ayo sesekali
kita pergi bermain !” Kata Ayumi.
“Yah, Oklah.” Kata Yuuki
meskipun dia sendiri tidak ingin bertemu dengan Conan.
“Are, Ayumi, siapa onii-chan
di sampingmu itu ?” {TN : Are = huh/loh, tapi berhubung gw lebih nyaman dengan
are jadi kagak gw ganti.} Yuuki berusaha untuk pulang, tapi suara Conan
membuatnya berhenti. Dia menarik nafas dalam dalam. Karena dia sebenarnya cukup
marah dengan Conan karena merusak kencannya dengan Utaha. Dia pun memutuskan
untuk mengejek Conan.
“Hei, anak kecil, kamu
memang mengagumkan karena bisa memberi mereka petunjuk sehingga mereka bisa
menyelesaikan kasus ini lebih cepat,” Kata Yuuki sambil tersenyum.
Conan yang mendengar
perkataan Yuukipun penuh dengan keringat dingin.
“Jelas tidak ! aku hanya
mengatakan sesuatu secara acak, Onii-chan.” Kata Conan.
“Haha, yah, terserahmu saja,
terima kasih telah nyelesaikan kasus ini.” Yuuki menggenggam tangan Utaha.
“Sampai jumpa semua !” Yuuki
melambaikan tangannya dan Utaha menundukkan kepalanya.
Yuuki dan Utaha pun meninggalkan
mereka dan pergi pulang.
…
Conan terus menatap punggung
Yuuki seakan akan ingin mengungkap rahasianya.
‘Siapa dia ?’ Pikir Conan.
“Ngomong ngomong siapa
onii-chan itu ?” Conanpun memutuskan untuk pertanya.
“Dia adalah seorang mangaka
dan murid SMA !” Kata Genta.
“Yah, dia memang luar biasa
bisa menjadi mangaka di usia semuda itu !” Kata Mitsuhiko.
“Yah, dia juga sangat tampan
dan memiliki pacar yang sangat cantik pula !” Kata Ayumi dengan mata yang berkilauan.
Conan tidak percaya kalau
Yuuki adalah seorang mangaka, tapi dia percaya kalau Yuuki adalah murid SMA.
Karena pada dasarnya, Conan dan Haibara pun adalah seorang murid SMA sebelum terkena
efek obat APTX 4869.
Conan pun menoleh ke arah
Haibara, dia berpikir kalau Haibara mungkin mengetahui sesuatu tentang Yuuki.
“Siapa dia sebenarnya,
Haibara ?” Tanya Conan.
“Dia adalah seorang Yakuza.”
Conan terkejut tapi tatapan mukanya pun langsung berubah menjadi serius. Dia
perlu mencari tau identitas Yuuki lebih dalam.
…
Yuuki tidak berpikir banyak
tentang Conan dan pergi pulang bersama dengan Utaha.
“Kamu mengatakan kalau ada
sesuatu yang lebih menakutkan dari pada kucing hitam,” Kata Utaha.
“Benar, ada sesuatu yang
lebih menakutkan daripada kucing hitam.” Yuuki pun mengangguk.
“Apakah sesuatu tersebut
adalah anak kecil berkaca mata tadi,” Kata Utaha.
“Benar, dia adalah jimat
pembawa mala petaka kemanapun dia pergi, disana pasti ada kasus pembunuhan,”
Kata Yuuki dengan serius.
“Benarkah ?” Utaha pun
terkejut.
“Benar, jadi sebaiknya kamu
berusaha untuk tidak mendekat ke anak yang menggunakan kaca mata dan dasi tadi,”
Kata Yuuki.
“Aku tidak percaya tentang
tahyul seperti itu.” Utaha menggelengkan kepalanya.
“Yah, aku tidak memaksamu
untuk memercayaiku,” Kata Yuuki.
Utaha merasa sangat kesal
terhadap Yuuki. Dia tau kalau Yuuki memiliki banyak rahasia dan hal itu
membuatnya merasa frustrasi. Dia bersumpah untuk mengungkapkan semua rahasia
yang dimiliki oleh Yuuki.
Mereka berjalan selama
beberapa saat sampai mereka pun tiba di apartemen.
“Aku pergi dulu,” Kata Yuuki
sambil menguap.
Saat Yuuki akan memasuki
apartemennya, Utaha menarik bajunya.
“Hmm, ada apa ?” Kata Yuuki.
“Bisakah kamu….” Kata Utaha
dengan suara yang sangat pelan.
“Hmm, apa yang kamu katakan
barusan ?” Yuuki bertanya sekali lagi.
“Biskah kamu menemaniku
untuk tidur !!” Utaha terlihat sangat frustrasi karena bertanya.
Yuuki berpikir selama
beberapa saat dan akhirnya mengangguk. Dia tau kalau Utaha masih takut karena
kasus pembunuhan tadi.
Sebenarnya, Yuuki benar
benar berpikir kalau anak kecil seperti Genta, Mitsuhiko, dan ayumi bisa tidur
dengan nyenyak padahal ada kasus pembunuhan di depan mereka adalah sesuatu yang
tidak masuk akal. Dia berpikir kalau para petugas kepolisia tadi sedikit bodoh
karena membiarkan anak anak berada di dalam area pembunuhan.
“Baiklah, tapi aku aku akan
ganti baju terlebih dahulu.” Yuuki ingin memasuki apartemennya lagi tapi Utaha
kembali menarik bajunya.
“Tidak, kamu tidak perlu
ganti baju, kamu bisa tidur seperti itu saja !” Yuuki mengerutkan alisnya tapi
setelah melihat ekspresi Utaha. Dia tau kalau dia tidak bisa meninggalkan Utaha
sendirian.
Yuuki mengangguk dan masuk
ke apartemen Utaha. Dia terkejut karena apartemennya ternyata cukup rapi. Karena
dia berpikir kalau apartemen Utaha sedikit lebih berantakan.
“Kamu harus merasa senang
karena bisa memasuki apartemen gadis yang cantik sepertiku.” Yuuki
menghembuskan nafas lega ketika mendengar kata kata tajam Utaha.
“Yah, aku merasa senang bisa
memasuki apartemenmu.” Yuuki tersenyum.
“Ha-hanya saja jangan sampai
kamu menyerangku, ok !” Kata Utaha sambil tersipu.
“Apakah kamu pikir, aku
adalah seorang b*jingan ?” Yuuki mengerutkan alisnya.
“Bukankah kamu seperti itu ?”
Kata Utaha.
“Aku adalah orang yang
beradab,” Kata Yuuki dengan penuh percaya diri yang membuat Utaha mendengus.
“Kamu tidur di sofa !” Utaha
menunjuk dengan jarinya.
“Baiklah, Tuan putri.”
Yuuki merasa lelah dan ingin tidur secepatnya. Dia tidak ingin bertemu dengan
Conan lagi. Karena dia tidak ingin terlibat dalam kasus pembunuhan.
Yuuki berjalan ke arah sofa
tapi Utaha menarik bajunya sekali lagi.
“Tunggu aku di depan kamr
mandi, aku ingin ganti baju.” Yuuki mengangguk.
Meskipun Utaha itu cukup egois
tapi dia tau kalau Utaha sebenarnya sedang ketakutan.
Yuuki pun menggu di depan
kamar mandi sampai Utaha selesai berganti baju.
“Yuuki, apa kamu di sana ?”
Kata Utaha dari dalam kamar mandi.
“Aku di sini.” Kata Yuuki
sambil menguap.
“Baguslah,” Yuuki menggu
sampai Utaha keluar dari kamar mandi. Dia berjalan ke sofa untuk tidur sampai
Utaha menarik bajunya lagi.
“Aku berganti pikiran, kamu
tidur di kasurku saja,” Kata Utaha.
“Apa kamu yakin ?” Tanya
Yuuki.
“Iya.” Utaha mengangguk.
“Meskipun bila aku tidur
telanjang ?” Yuuki menggodanya.
Utaha tertegun mendengarnya
dan berpikir selama beberapa saat.
“Baiklah ! Kamu boleh tidur
telanjang, tapi kamu tidak boleh menyentuhku !” Utaha setuju.
Yuuki tersenyum dengan
lembut dan membimbingnya menuju tampat tidur. {TN : ahem..} Dia tau kalau Utaha
sebenarnya merasa tidak nyaman membiarkannya tidur di sampingnya.
“Kamu tidur di tempat tidur,
aku akan tidur di kursi si sampingmu saja.” Kata Yuuki sambil mengambil sebuah
kursi dan meletakkannya di samping kasur.
“Hei ? Apakah kamu serius ?”
Utaha kaget mendengarnya.
“Benar, aku merasa lebih
nyaman tidur di kursi.” Utaha ingin menolaknya tapi Yuuki tidak membiarkannya.
“Tidur yang nyenyak sana,
aku akan selalu berada di sampingmu.” Utaha mengangguk. Dia tau kalau dia tidak
bisa memaksa Yuuki, tapi dia juga merasa berterima kasih terhadap Yuuki. Dia
berpikir kalau Yuuki akan merasa antusia untuk tidur di sampingnya tapi dia
tidak menyangka kalau Yuuki akan bertingkah seperti orang yang beradab.
Sekarang dia tau kalau Yuuki bukanlah seorang monyet nafsuan yang akan langsung
loncat untuk menyergapnya. Dia senang telah bertemu dan mengikutinya hari ini.
Yuuki duduk di kursi dan
memejamkan matanya. Meskipun tidur di kursi tidaklah nyaman, tapi sebagai
seorang pria, dia harus menunjukkan pengorbanannya atau kalau tidak dia tidak
bisa menyebut bahwa dirinya adalah seorang pria.
Yuuki hampir tertidur sampi
dia mendengar suara Utaha.
“Terima kasih, Yuuki,” Kata
Utaha dengan lembut.
“Tidak masalah.” Yuuki pun
menutup matanya dan tidur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar