Asisten Manga
Yuuki bangun lebih awal di
pagi hari, karena dia merasa kurang nyaman tidur di kursi. Dia menggerak
gerakkan badannya untuk melemaskan otot ototnya yang kaku. Badannya kaku semua karena
tidur dengan posisi duduk.
“Hoam.” Yuuki menguap dan
menengok ke arah Utaha yang masih tidur. Dia perlu mengakui kalau Utaha itu
sangat cantik.
Yuuki mengangguk dan
memutuskan untuk keluar. Dia ingat kalau toko tempatnya memesan akan
mengirimkan alat menggambarnya di pagi hari. Dia perlu memersiapkan segala
keperluannya.
Mihari memberitaunya bahwa
asisten manganya akan datang di siang hari nanti. Dia memang sangat sibuk hari
ini, tapi dia merasa lebih bersemangat karenanya.
“Hei, aku akan kembali ke
apartemenku terlebih dahulu, Utaha.” Yuuki menggoyang goyangkan badan Utaha.
“Hmm, apakah kamu akan
pulang ?” Kata Utaha sambil menggucek matanya.
“Iya, aku harus memersiapkan
studio mangaku hari ini.” Kata Yuuki.
“Yah, baiklah, kalau begitu
aku akan tidur lagi.” Kata kata Utaha membuat Yuuki tercengang.
Yuuki menggelengkan
kepalanya dan kembali ke apartemennya.
“Tch, jika kamu begitu
terbuka tanpa pertahanan seperti itu jangan salahkan aku bila aku menyerangmu,”
Kata Yuuki sambil menutup pintu.
Yuuki tidak tau kalau Utaha
masih bangun dan mendengar apa yang dikatakan Yuuki tadi.
“Aku percaya kalau kamu
tidak akan menyerangku, kok.” Utaha melanjutkan tidurnya sambil tersenyum. {TN
: ahem… dengan begitu benteng Utahapun perlahan lahan mulai ditaklukkan oleh
kekaisaran Yuuki. :’)}
…
Yuuki merasa sedikit lelah karena
tidur di kursi. Dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, karena dia tidak
mandi kemarin sehingga tubuhnya penuh dengan keringat.
Yuuki sedang membersihkan
diri sampai dia mendengar seseorang memencet bel pintunya.
“Anjir, siapa sih yang
datang pagi pagi seperti ini ?” Yuuki pun mengeluh. Dia memutuskan untuk
mengabaikannya dan menjawabnya setelah dia selesai mandi. Dia mencoba
mengabaikan bel tersebut tapi orang yang memencet bel tadi terus menerus
memencet belnya.
*Ding Dong*
*Ding Dong*
*Ding Dong* {TN : Oi, bisa
diem gak, bel orang jangan dimainin anjir!!}
Pembuluh darah pun mulai
muncul di kepalanya, Yuuki mengambil nafas dalam dalam untuk menenangkan diri. Dia
perlu mengingatkan perilaku buruk orang yang memencet belnya terus menerus itu.
Dia mengambil handuk dan melilitkannya disekitar tubuh bagian bawahnya. Tubuhnya
masih basah, tapi dia tidak peduli. Karena dia perlu mengingatkan perilaku
buruk orang yang memencet belnya terus menerus itu.
Yuuki berjalan ke arah pintu
dan membukanya.
“Aku masih mandi, bangke !”
Yuuki melihat ke arah orang yang memencet belnya. Dia melihat seorang gadis
cantik dengan rambut pirang yang dikepang dua. Dia bisa melihat kalau gadis
tersebut terkejut melihatnya setengah telanjang.
“Ke-ke-ke-ke, kenapa kamu
berpakaian seperti itu !!” Gadis itu tidak menutupi matanya dan terus melihat
ke arah tubuh Yuuki. Dia tidak pernah tau kalau tubuh pria bisa sangat maco
seperti itu dan melihat tato Yuuki.
‘Itu tato asli atau hanya
stiker ?’ {TN : Kalo gw pernah punya tato tapi yang biasanya dapet hadiah dari
permen karet :v} Dia pun mengamati badan Yuuki lagi.
“Hmm, siapa kamu ?” Yuuki
menjadi tenang setelah melihat gadis itu.
“Ini bukan waktunya
menanyakan pertanyaan itu ! Cepet pakai baju sana !!” Dia pun berpikir kalau
Yuuki itu bodoh.
Ujung bibir Yuuki pun
berkedut beberapa kali, ‘Bukankan ini salahmu karena memencet belku berkali
kali ?” Dia mengambil nafas dalam dalam dan menenangkan dirinya. Dia tau kalai
dia tidak akan bisa menang bila berdebat dengan seorang gadis. Lebih baik
membiarkannya karena Yuuki sedang tidak mood untuk berdebat dengan seorang
gadis.
- - -
Yuuki pun memakai baju dan
menyuguhi gadis itu secangkir teh.
“Teh ini silahkan diminum, maaf,
aku tidak bisa menyuguhi sesuatu yang lebih baik, karena aku pun baru saja
pindah di apartemen ini kemarin.” Yuuki memberikan secangkir teh tersebut
kepada gadis tersebut.
“Terima kasih.” Gadis itu
pun menerima secangkir teh tadi dan meminumnya.
“Yah, bisakah kamu
memberitauku, siapa dirimu ? Karena kamu terus memencet bel apartemenku berkali
kali.” Tanya Yuuki.
“Perkenalkan, namaku Eriri
Spencer Sawamura,” Yuuki pun mengangguk. “Mihari-san memberitauku kalau rumah
Yuuki-sensei ada di sekitar sini, apakah kamu mengenalnya ?”
Eriri tidak pernah berpikir
kalau pria di depannyalah Yuuki-sensei, karena pada dasarnya, tidaklah mungkin
seorang mangaka memiliki tubuh berotot dan bertato. Dia percaya kalau pria di
depannya adalah teman atau keluarga dari Yuuki-sensei.
“Yah, aku adalah
Yuuki-sensei yang kamu cari,” Kata Yuuki dengan santai. Dia ingin sekali
untuk tertawa saat melihat ekspresi Eriri yang tercengang karena perkataannya
itu. Dia berharap membawa sebuah kamera di sampingnya sehingga bisa memotret
ekspresi tercengangnya.
Yuuki tau siapa gadis di
depannya itu. Eriri Spencer Sawamura adalah salah satu heroin di anime ‘Saekano’
dan dia juga seorang mangaka hentai. {TN : ahem… ok, fix jangan di cari kode
nuklirnya…} Dia tidak mengerti mengapa Eriri bisa menjadi asisten.
“apakah kamu benar benar
Yuuki-sensei ?” Eriri bertanya sekali lagi.
“Benar, apa kamu tidak memercayaiku
? Apakah kamu ingin melihat kartu pelajarku ?” Kata Yuuki.
“Yah, aku sih percaya dengan
kata katamu, tapi sedikit mengejutkan saja kalau kamu adalah Yuuki-sensei,” Kata
Eriri.
“Kenapa itu tidak boleh aku
? Apakah kamu berpikir kalau aku adalah actor atau semacamnya ?” Kata Yuuki
dengan narsisnya.
“Hei ? jangan terlalu
nersis, malah aku berpikir kalau kamu adalah seorang Yakuza atau semacamnya.”
Kata Eriri sambil memalingkan wajah.
“Yah, ngomong ngomong,
mengapa gadis manis sepertimu menggambar manga ?” Yuuki pun bertanya balik,
tapi Eriri tidak menjawabnya.
“Aku bertanya kepadamu
terlebih dahalu ! Jadi kamu harus menjawab pertanyaanku dulu !” Yuuki pun
menggeleng gelengkan kepalanya.
“Yah, pada awalnya, aku
mulai menggambar karena takut kehilangan sesuatu.” {TN : You know lah, ‘sesuatu’
:’3} Yuuki tidak berbohong, karena memang benar dia akan kehilangan ‘Junior’nya
jika dia tidak menggambar manga.
Eriri tercengang ketika
mendengar alasannya. Dia tidak pernah berpikir alasan Yuuki untuk menjadi
mangaka itu sangat keren.
“Yah, karena kamu gadis yang
manis, aku yakin kamu ingin menjaga imejmu di sekolah atau semacamnya.” Ketika
Yuuki mengatakan itu, Eriri terlihat seperti tertegun.
“Apa kata kataku benar ?
Tapi, kamu tau, jika kamu tidak bangga dengan pekerjaanmu dan masih malu untuk
mengatakannya kepada keluarga dan temanmu, maka kamu tidak akan bisa membuat
karya yang hebat.” Yuuki tidak mengatakan apapun lagi dan mengambil rokoknya.
Dia pun menyalakan rokok itu dan menyedotnya.
“Fuuuh.” Ini adalah
pengalaman pertamanya merokok di dunia ini dan dia merasa kalau itu sangatlah
luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar