Sabtu, 08 Juni 2019

SBM Chapter 18


Asisten Manga

Yuuki bangun lebih awal di pagi hari, karena dia merasa kurang nyaman tidur di kursi. Dia menggerak gerakkan badannya untuk melemaskan otot ototnya yang kaku. Badannya kaku semua karena tidur dengan posisi duduk.

“Hoam.” Yuuki menguap dan menengok ke arah Utaha yang masih tidur. Dia perlu mengakui kalau Utaha itu sangat cantik.


Yuuki mengangguk dan memutuskan untuk keluar. Dia ingat kalau toko tempatnya memesan akan mengirimkan alat menggambarnya di pagi hari. Dia perlu memersiapkan segala keperluannya.

Mihari memberitaunya bahwa asisten manganya akan datang di siang hari nanti. Dia memang sangat sibuk hari ini, tapi dia merasa lebih bersemangat karenanya.

“Hei, aku akan kembali ke apartemenku terlebih dahulu, Utaha.” Yuuki menggoyang goyangkan badan Utaha.

“Hmm, apakah kamu akan pulang ?” Kata Utaha sambil menggucek matanya.

“Iya, aku harus memersiapkan studio mangaku hari ini.” Kata Yuuki.

“Yah, baiklah, kalau begitu aku akan tidur lagi.” Kata kata Utaha membuat Yuuki tercengang.

Yuuki menggelengkan kepalanya dan kembali ke apartemennya.

“Tch, jika kamu begitu terbuka tanpa pertahanan seperti itu jangan salahkan aku bila aku menyerangmu,” Kata Yuuki sambil menutup pintu.

Yuuki tidak tau kalau Utaha masih bangun dan mendengar apa yang dikatakan Yuuki tadi.

“Aku percaya kalau kamu tidak akan menyerangku, kok.” Utaha melanjutkan tidurnya sambil tersenyum. {TN : ahem… dengan begitu benteng Utahapun perlahan lahan mulai ditaklukkan oleh kekaisaran Yuuki. :’)}


Yuuki merasa sedikit lelah karena tidur di kursi. Dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, karena dia tidak mandi kemarin sehingga tubuhnya penuh dengan keringat.

Yuuki sedang membersihkan diri sampai dia mendengar seseorang memencet bel pintunya.

“Anjir, siapa sih yang datang pagi pagi seperti ini ?” Yuuki pun mengeluh. Dia memutuskan untuk mengabaikannya dan menjawabnya setelah dia selesai mandi. Dia mencoba mengabaikan bel tersebut tapi orang yang memencet bel tadi terus menerus memencet belnya.

*Ding Dong*

*Ding Dong*

*Ding Dong* {TN : Oi, bisa diem gak, bel orang jangan dimainin anjir!!}

Pembuluh darah pun mulai muncul di kepalanya, Yuuki mengambil nafas dalam dalam untuk menenangkan diri. Dia perlu mengingatkan perilaku buruk orang yang memencet belnya terus menerus itu. Dia mengambil handuk dan melilitkannya disekitar tubuh bagian bawahnya. Tubuhnya masih basah, tapi dia tidak peduli. Karena dia perlu mengingatkan perilaku buruk orang yang memencet belnya terus menerus itu.
Yuuki berjalan ke arah pintu dan membukanya.

“Aku masih mandi, bangke !” Yuuki melihat ke arah orang yang memencet belnya. Dia melihat seorang gadis cantik dengan rambut pirang yang dikepang dua. Dia bisa melihat kalau gadis tersebut terkejut melihatnya setengah telanjang.

“Ke-ke-ke-ke, kenapa kamu berpakaian seperti itu !!” Gadis itu tidak menutupi matanya dan terus melihat ke arah tubuh Yuuki. Dia tidak pernah tau kalau tubuh pria bisa sangat maco seperti itu dan melihat tato Yuuki.

‘Itu tato asli atau hanya stiker ?’ {TN : Kalo gw pernah punya tato tapi yang biasanya dapet hadiah dari permen karet :v} Dia pun mengamati badan Yuuki lagi.

“Hmm, siapa kamu ?” Yuuki menjadi tenang setelah melihat gadis itu.

“Ini bukan waktunya menanyakan pertanyaan itu ! Cepet pakai baju sana !!” Dia pun berpikir kalau Yuuki itu bodoh.

Ujung bibir Yuuki pun berkedut beberapa kali, ‘Bukankan ini salahmu karena memencet belku berkali kali ?” Dia mengambil nafas dalam dalam dan menenangkan dirinya. Dia tau kalai dia tidak akan bisa menang bila berdebat dengan seorang gadis. Lebih baik membiarkannya karena Yuuki sedang tidak mood untuk berdebat dengan seorang gadis.

- - -

Yuuki pun memakai baju dan menyuguhi gadis itu secangkir teh.

“Teh ini silahkan diminum, maaf, aku tidak bisa menyuguhi sesuatu yang lebih baik, karena aku pun baru saja pindah di apartemen ini kemarin.” Yuuki memberikan secangkir teh tersebut kepada gadis tersebut.

“Terima kasih.” Gadis itu pun menerima secangkir teh tadi dan meminumnya.

“Yah, bisakah kamu memberitauku, siapa dirimu ? Karena kamu terus memencet bel apartemenku berkali kali.” Tanya Yuuki.

“Perkenalkan, namaku Eriri Spencer Sawamura,” Yuuki pun mengangguk. “Mihari-san memberitauku kalau rumah Yuuki-sensei ada di sekitar sini, apakah kamu mengenalnya ?”

Eriri tidak pernah berpikir kalau pria di depannyalah Yuuki-sensei, karena pada dasarnya, tidaklah mungkin seorang mangaka memiliki tubuh berotot dan bertato. Dia percaya kalau pria di depannya adalah teman atau keluarga dari Yuuki-sensei.

“Yah, aku adalah Yuuki-sensei yang kamu cari,” Kata Yuuki dengan santai. Dia ingin sekali untuk tertawa saat melihat ekspresi Eriri yang tercengang karena perkataannya itu. Dia berharap membawa sebuah kamera di sampingnya sehingga bisa memotret ekspresi tercengangnya.

Yuuki tau siapa gadis di depannya itu. Eriri Spencer Sawamura adalah salah satu heroin di anime ‘Saekano’ dan dia juga seorang mangaka hentai. {TN : ahem… ok, fix jangan di cari kode nuklirnya…} Dia tidak mengerti mengapa Eriri bisa menjadi asisten.

“apakah kamu benar benar Yuuki-sensei ?” Eriri bertanya sekali lagi.

“Benar, apa kamu tidak memercayaiku ? Apakah kamu ingin melihat kartu pelajarku ?” Kata Yuuki.

“Yah, aku sih percaya dengan kata katamu, tapi sedikit mengejutkan saja kalau kamu adalah Yuuki-sensei,” Kata Eriri.

“Kenapa itu tidak boleh aku ? Apakah kamu berpikir kalau aku adalah actor atau semacamnya ?” Kata Yuuki dengan narsisnya.

“Hei ? jangan terlalu nersis, malah aku berpikir kalau kamu adalah seorang Yakuza atau semacamnya.” Kata Eriri sambil memalingkan wajah.

“Yah, ngomong ngomong, mengapa gadis manis sepertimu menggambar manga ?” Yuuki pun bertanya balik, tapi Eriri tidak menjawabnya.

“Aku bertanya kepadamu terlebih dahalu ! Jadi kamu harus menjawab pertanyaanku dulu !” Yuuki pun menggeleng gelengkan kepalanya.

“Yah, pada awalnya, aku mulai menggambar karena takut kehilangan sesuatu.” {TN : You know lah, ‘sesuatu’ :’3} Yuuki tidak berbohong, karena memang benar dia akan kehilangan ‘Junior’nya jika dia tidak menggambar manga.

Eriri tercengang ketika mendengar alasannya. Dia tidak pernah berpikir alasan Yuuki untuk menjadi mangaka itu sangat keren.

“Yah, karena kamu gadis yang manis, aku yakin kamu ingin menjaga imejmu di sekolah atau semacamnya.” Ketika Yuuki mengatakan itu, Eriri terlihat seperti tertegun.

“Apa kata kataku benar ? Tapi, kamu tau, jika kamu tidak bangga dengan pekerjaanmu dan masih malu untuk mengatakannya kepada keluarga dan temanmu, maka kamu tidak akan bisa membuat karya yang hebat.” Yuuki tidak mengatakan apapun lagi dan mengambil rokoknya. Dia pun menyalakan rokok itu dan menyedotnya.

“Fuuuh.” Ini adalah pengalaman pertamanya merokok di dunia ini dan dia merasa kalau itu sangatlah luar biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar