Minggu, 31 Desember 2017

Alice Tale Chapter 8

Mulai saat ini Kotak TL ane pake buat header note aja kaga buat TLN.
Ikatan

Setelah melewati pertarungan hidup dan mati melawan monster beruang, pertama-tama aku memutuskan untuk melakukan beberapa percobaan terhadap sihirku yang akan menjadi jalan hidupku.

Jadi saat ini aku masih berada di ruangan yang sama, dengan duduk di lantai dan memikirkan persoalan dengan hati-hati.

Mengetahui dirimu sendiri itu penting.

Pertama, yang paling sederhana adalah memastikan kekuatannya.

Kamu bisa mengatakan bahwa hasilnya memungkinkanku untuk memiliki harapan yang tinggi terhadap hal tersebut.

Sihir level 4ku dapat menumbangkan beruang level 10 dengan hanya satu serangan.


Yah, aku juga menyerangnya dengan serangan petir yang berasal dari tongkat petirku, jadi aku masih perlu untuk melakukan percobaan lain untuk memastikan apakah satu serangan benar-benar cukup.

Satu serangan, atau lebh.

Jika aku bertarung sendirian, perkara tersebut memiliki perbedaan yang sangat besar.

Aku tidak berpikir bahwa serangan petir dari tongkat petirku lebih kuat dari dari sihir petirku, jadi aku bisa mengalahkan beruang tersebut paling banyak hanya dengan dua serangan, tapi ada jeda waktu antara cast time dan cooldown.


Thunder : 10 detik cast time, 10 detik cooldown.


Jika bertarung dalam sebuah party, jeda waktu tersebut seharusnya tidak menimbulkan masalah.

Tentu saja, dengan mengasumsikan bahwa di dalam party tersebut terdapat seseorang yang menahan barisan depan.


"Tanpa seorang tanker, barisan belakang tidak akan bisa bersinar... ?"


Daya tembak dari mage cukup banyak.

Jadi, apakah mage benar-benar membutuhkan party ?

Dalam diskusi kali ini, mari kita asumsikan bahwa aku tidak menempatkan poin atribut yang tersisa ke dalam agility, tetapi di tempatkan untuk endurance 2 poin dan protection 3 poin.

Apakah aku dapat selamat dalam pertarunganku melawan beruang tersebut ?

Endurance 2 itu hanya rata-rata.

Protection 3 itu lebih baik.

Dan karena aku tidak mengubah intelligence yang bernilai 5 poin, agillityku akan menjadi 0.

Dengan setting karakter seperti itu, aku tidak bisa berharap bisa menghindari serangan kaki yang aku alami tadi.

Jadi apakah masih bisa selamat setelah aku menerima serangan tersebut ?


"Sebuah serangan dari kaki beruang bisa meremukkan leher kuda dan sapi."


Itu jelas-jelas mustahil.

Perbedaan dari levelnya terlalu besar.

Jadi, haruskah aku mengeluarkan semua poin dengan protection bernilai 5 ?

Itu juga tidak akan merubah apapun.

Coba pikirkan secara normal, kamu tidak akan bisa bertahan dengan endurance bernilai 0.

Bagi mage untuk menjadi solo player, caraku dalam menggunakan poin tidaklah salah.

Endurance 2 poin, Protection 5 poin, dan Intelligance 3 juga marupakan salah satu pilihan lain, tetapi mengurangi daya tarik terbesarku yaitu kekuatan serangan akan sedikit bertentangan dengan apa yang aku pikirkan.

Seorang mage memakai perisai dan berdiri di baris depan.

Yah, mungkin ada beberapa dari mereka di dunia ini.


(Thunder, diaktifkan)
es

Mari kita coba menembakkan ini menuju dinding terdekat untuk mengetes.

Sebenarnya, aku sudah siap mencobanya sebelumnya. Aku tidak perlu menargetkan monster untuk menggunakan sihir.

Tentu saja, aku mungkin bisa menggunakannya untuk menyerang manusia.

Selama 10 detik dalam cast time, aku dapat merasakan tubuhku menghasilkan mana yang dibutuhkan untuk menggunakan sihir.

Itu tidak berarti aku perlu mengucapkan mantra selama 10 detik penuh.


"Thunder !"


Petir dengan cepat pergi menuju dinding.


"Aku mengerti."


Dan sepertinya aku tidak perlu mengucapkan mantra di akhir.

Namun, petir tersebut terasa lebih redup daripada saat aku mengucapkan mantra.

Aku perlu mengujinya di percobaan yang selanjutnya, tapi aku juga bisa memikirkannya untuk mengsilkan lebih sedikit kekuatan.

Dan kemudian ada cooldown setelah penggunaannya.

Mungkin tubuhku kekurangan mana setelah menggunakan sihir, tapi setidaknya saat ini aku merasa lelah.

Waktu cooldown terasa seperti waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan mana di dalam tubuhku dari area sekitar.

Kenapa ? Karena sekarang partikel-partikel bercahaya redup mulai berkumpul di tubuhku dan perlahan-lahan aku mulai merasa lebih baik.

Dan waktu yang dibutuhkan ? 10 detik.


———Jadi, bisakah aku menggunakannya mantra yang lainnya sebelum waktu tersebut berakhir ?


Aku sekali lagi mengaktifkan sihir.

Partikel cahaya yang masih berkumpul disekitar tubuhku berhenti berkumpul dan berganti menjadi aktifasi sihir.

Waktu cooldown berhenti dan sensasi yang kurasakan berganti menjadi sensasi saat mana mulai di produksi dari dalam tubuhku.


"Thunder !"


Aku menembakkan menuju dinding lagi.

———Pada saat mantra diaktifkan, Perasaan lelah yang membuatku pusing mulai menyerangku.

Sepertinya ini adalah efek samping dari tidak mengunggu waktu cooldown selesai, dengan kata lain waktu yang dibutuhkan oleh tubuhku untuk pulih secara alami.

TLN : eh ? kagak apa apa kah neng ? kalo pusing sini ane pijitin biar pusingnya ilang..

Biarkan aku fokus memulihkan tubuhku dan mengatur nafasku.

Jadi, ini adalah perasaan ketika kehabisan nafas.

Tetapi jika seperti ini, aku bisa mengabaikan waktu cooldown ketika memaksakan diriku.

Aku tidak perlu memaksakan diriku terlalu banyak, tetapi untuk mengetahui bahwa itu tidak akan menyakitiku ketika aku memaksakan diri.

Yang terpenting, jika aku bermain sebagai solo player aku hanya bisa menggunakan ini sebagai serangan penutup.

Jika aku tidak bisa menang setelah membuat tubuhku terhuyung-hunyung seperti ini, semuanya akan berakhir.

Aku bisa menerapkannya sekarang, dan itu akan efektif terhadap beruang jika aku tidak bisa mengalahkannya dengan satu pukulan.

Tidak peduli apapun yang aku pikirkan, saat ini aku masih harus mencari cara untuk mengatasi cast time selama 10 detik.


"Hmm..."


Kemudian tentang jumlah mana yang dapat aku simpan di tubuhku, bukankah itu berubah sesusai dengan level dan atributku ?


Apprentice mage level 5


Aku naik level tadi, jadi aku sekarang level 5.

Suatu hari aku akan mencoba seberapa banyak aku bisa mengiraukan waktu cooldown tanpa kehabisan nafas.

Dan kemudian———


Sihir : Thunder (Kelihaian 1)


Entri kelihaian ini terlihat cukup menarik.

Menembak dinding seperti yang aku lakukan tadi tidak dihitung.

Sepertinya ini akan bertambah ketika mengalahkan musuh.


(Kelihaian, huh)


Aku memiliki berbagai ide untuk yang satu ini, Tetapi hanya soal waktu yang akan mengungkapkan apa itu sebenarnya.

Dan dengan itu, aku telah selesai melakukan vertifikasi apa yang aku bisa lakukan sendiri, aku kira ?

Apa yang akan terjadi apabila aku mempelajari Double Cast dan Cast Time Reduction ?

TLN : Yang dimaksut itu skill gan....

Masih banyak hal yang masih belum aku pahami.


"...Seorang guru pribadi akan lebih baik..."


Aku benar-benar menginginkan satu.

Aku benar-benar menginginkan banyak hal.

TLN : mungkin yang dimaksud itu diajari banya hal... Mungkin.

Yah, tapi saat ini bukanlah waktu untuk itu.

Bagaimana caranya aku kembali ?

Itu adalah pertanyaan untuk saat ini.

Aku bisa bertarung melawan musuh sekelas beruang ketika aku bisa mengulur waktu selama 10 detik.


"Hmmm... Itu sepertinya begitu singkat, tetapi terasa begitu lama..."


Sepuluh detik.

Itu adalah waktu yang dibutuhkan atlet kelas dunia untuk lari sejauh 100 meter.

Memikirkan tentang itu, itu sepertinya terlihat hanya sekejap mata.

Sekarang, apa yang harus aku lakukan....


———Dan saat aku memikirkan tentang itu, pintu masuk lingkaran sihir mulai bersinar.


Eh, seseorang datang ?

Di saat tengah malam ?

Tunggu, apa yang kulakukan.

Hanya duduk-duduk dan melamun terasa berbahaya, jadi aku pindah ke pojok ruangan.

Dan dari cahaya muncul———


"O-Oneechan..."


Bagaimana kamu tau aku ada di sini ?

Itu adalah hal yang aku pertanyakan saat ini.

Mendengar suaraku, Shion-san berbalik.


"———Oh Lord."

TLN : ane pikir kagak usah nerjemahin ini soalnya jadi sedikit aneh.

Shion-san menggumamkan sesuatu.

Kemudian dia datang menuju diriku dengan langkah panjang.


BAM !


Itu suara cukup luar biasa.

Aku telah ditampar.


"Ah———"


Alih-alih sakit hati, malahan semuanya terasa melegakan. 

TLN : Mungkin yang dimaksut hatinya kali....

Dan pada saat aku sedang tercengang, Shion-san memeriksa tubuhku di sini dan sana.


"Tangan, kaki, semua ada..."


Shion-san menyelesaikan pemeriksaannya, dan dia menarik kerah bajuku.

Kakiku terangkat dari tanah.

Aku tidak bisa, bernafas...!


"——Apakah itu sakit ? Benar. Itu tidak ada apa-apanya daripada sakit yang kamu sebabkan kepada Ayah dan Ibu."

"..."


———Aku tidak bisa mengatakan apapun.


"Seberapa egois kamu hidup sejauh ini !? Apakah seperti burung di dalam sangkar ? Atau seperti nona happy go lucky ? Hmm !?"

TLN : Happy go lucky itu semacam orang yang selalu positif thinking... Ane kagak tau bahasa Indonesianya yang cocok, kalau ada yang tau silahkan komen di bawah...

Kata-kata dari Shion-san terasa menyakitkan.

Dia mencekikku sampai tidak bisa bernafas, dan pada saat aku pikir akan mati kehabisan nafas, dia mendorongku ke dinding.

Kakiku tidak bisa mengumpulkan kekuatan apapun dan akupun jatuh ke lantai.


"——*cough* ! Hah, ha"


Aku nenundukkan pandanganku pada saat mengatur nafas.

Takut, aku tidak bisa menatap Shion-san.

Tubuhku gemetar.

Ini lebih menakutkan daripada saat menghadapi beruang.

Sekarang, seharusnya aku mengatakan kedua hal tersebut adalah jenis ketakutan yang berbeda.

Melawan monster terasa seperti sebuah game.

——Sedangkan menghadapi seseorang, adalah kenyataan.


"Aku... Aku..."


Shion-san menarik bahuku yang gemetar sekali lagi.


"——Tapi kamu tau... Kenyataan bahwa kamu yang bidoh ini baik-baik saja... Aku benar-benar bahagia... Baka Alice."

TLN : Ane pake Baka Alice aja biar terasa agak familiar daripada ane terjemahin.

Dan dengan begitu, dia menarikku mendekat dan memelukku erat-erat.

Shion-san adalah...


"Aku benar-benar... Sangat bahagia..."

Dia menangis.

Ahh... Aku mengerti.

Ini, Ini bukanlah game, dan aku sama sekali tidak bisa hidup sendiri.


"Aku minta maaf..."


Aku melakukan sesuatu yang bodoh.


"Aku benar-benar... minta maaf..."

"Sungguh, baka !"


Voom, Dia memukulkan kepalanya ke arah dahiku.

Aduh.

Shion-san menangis terlihat berantakan.

TLN : "Shion-san was a crying mess."  ane kurang paham sama yang satu ini, kalau ada yang tau kata yang lebih enak sialhkan komen di bawah.


"... bisakah aku... tetap... memanggilmu Onee-chan ?"

TLN : Hah, hah, hah, moeteiru...


Itu membuatku mendapat pukulan di kepala lagi.

Aduh.


"Baka... Tidak peduli seberapa bodoh dirimu, kamu tidak dapat memotong ikatan keluarga begitu mudahnya, kono baka Alice !"

"Haha... Kamu memanggilku bodoh terlalu banyak."

"Aku belum cukup mengatakannya, baka !"


Shion-san memelukku sekali lagi dengan seluruh kekuatannya.

Sensasi yang dihasilkannya terasa benar-benar hangat. Kemudian aku memeluknya juga.

Ah. Berinteraksi dengan seseorang, bertatap muka dengan seseorang.

Itu benar-benar menakutkan.

... Dan itu membuatmu sangat senang.

Aku benar-benar idiot, aku mengetahui itu sekarang.

Dan dari lubuk hatiku yang terdalam, aku bersyukur.


"... Terima kasih, Onee-chan."


Aku ingin menyampaikan kata-kata seperti siang hari tadi sekali lagi, yang kali ini datang dari dalam lubuk hatiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar