Minggu, 05 November 2017

Alice Tale Chapter 4

Saudara Perempuan

Pada saat aku berusaha menutupi bagian tubuhku, musuh ternyata telah siap menyerang.

Tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dia telah memasuki bak mandi yang saat ini aku gunakan ketika berdiri terdiam.

HEEEYYYY !


"Bersihkan tubuhmu sebelum memasuki bak mandi !"



Tidak tidak, apakah itu adalah sesuatu yang harusnya aku bicarakan saat ini ?

Aku merasa sangat bingung.


"Ehhh, itu sungguh merepotkan. Kamu sungguh gadis yang terlindungi, Alice." Keluhnya, tetapi kemudian dia melakukan apa yang aku katakan.


Ternyata dia adalah gadis yang penurut.

Hmmm, dia bersenandung dengan gembira sambil membasuh tubuhnya.

Tidak tidak, apa yang harus aku lakukan pada situasi seperti ini ?

Dapatkah aku hanya berdiri diam seperti orang-orangan sawah ?


"P-Permisi... ?"

"Oh, !?"


Aku dengan singkat mengangguk.


"Aku adalah anak perempuan yang tinggal di rumah ini. Namaku Shion. Senang bertemu denganmu, Alice."

"Haa.. Senang bertemu denganmu juga ... Kamu memiliki nama yang keren."


Yah, aku benar-benar berpikir begitu.


"Benarkah ? Ayahku yang bodoh mempercayakan mimpinya untuk berpetualang kepadaku~. Ayolah, Benarkah seperti itu bagaimana kamu menamakan seorang gadis ?"


Menurut apa yang dia katakan, Shion-san bukannya tidak senang dengan semua itu karena dia kemudian berusaha membuatku percaya.

Seperti paman dan bibi, dia memilik rambut berwarnya chestnut.

Dan.

Payudaranya sangat besar.

Apa apaan itu.

Seberapa besar mimpinya sehingga membuat payudaranya memiliki ukuran seperti itu.
 ?

Apakah dia menggunakan bonus point ?


"Hey, Alice, jangan hanya berdiri di sana, bisakah kamu menggosok punggungku ?"

"Kenapa harus aku...." Kataku, tetapi aku kemudian menuruti apa yang dia minta.


Aku adalah orang yang menumpang.

Itu tidak boleh aku lupakan.


"Haa~. Selain itu, Alice, aku kagum betapa cantiknya dirimu. Apakah semua bangsa elven seperti itu ? Aku tidak pernah melihat ada yang memiliki rambut berwarna perak." Shion-san mengucapkan kesannya terhadapku dengan jelas, saat dia menatapku dengan serius setelah kami keluar dari bak mandi.

Untuk beberapa alasan yang tidak aku ketahui, aku merasa sangat malu dan menutupi tubuhku dengan memeluk diriku sendiri.

Biarkan aku membuat ini jelas : ini bukanlah sebuah cara untuk memamerkan tubuhku !

Aku pada dasarnya merasa malu !


"Ehm... Aku bertanya-tanya ?"


Aku tidak pernah melihat elf selama hidupku.

Sedangkan untuk tubuku saat ini, aku menciptakannya berdasarkan apa yang aku inginkan, dapat dikatakan sebagai pengganti dari wujud tangan tuhan.


"Kamu sungguh gadis yang terlindungi~," Shion-san tersenyum lebar saat aku dengan malu-malu bergerak mendekatinya.


Sambil memasang wajah tidak peduli, aku duduk dibelakangnya.

Aku mengambil handuk yang basah dan mulai membasuh punggungnya dengan lembut.


"Hya !"

"Hii !"


Shion-san adalah yang pertema kali berteriak, karena terkejut, akupun berteriak juga.


"Itu menggelitik, Alice. Berikan lebih banyak lagi kekuatan di dalamnya."


Hmm,

Aku pikir dia akan melaporkanku.

Bahkan pada saat yang terbaik, situasi seperti ini terasa memusingkan.

Aku benar-benar berharap dia tidak akan mengejutkanku lagi.


"Tetapi jika aku menggosok terlalu kuat, itu akan memberikan efek yang buruk untuk kulitmu. Itu akan menjadi sia-sia, padahal kau cantik sekali, Shion-san."


Eh ?

Apakah ini tempat untuk mengatakan hal tersebut ?

Peranku....

Apakah aku benar-benar memainkan peranku di sini ?


"J-Jangan mengatakan hal yang bodoh ! Uh... Kamu sungguh nakal, Alice !"


Shion-san terlihat sangat manis saat mengisap pipinya !

Berkat itu, detak jantungku menjadi sedikit melambat.

Hilanglah, hasrat duniawi !

...

Eh ?

Apakah diriku saat ini dapat memiliki hasrat duniawi ?


"... Aku tidak memilikinya ! Maksudku, aku adalah seorang gadis..."


Aku terlihat sangat murung sekarang.

Shion-san merasa khawatir terhadapku ketika aku mulai bergumam sendiri di belakangnya.


Keesokan harinya.

Tanpa membuang waktu, aku pergi berpetualang bersama Shion-san. Tetapi pertama-tama kami berhenti di kota untuk membeli equipmentku.

Ngomong-ngomong, status yang dimiliki Shion-san seperti yang dibawah ini :


Nama : Shion

Ras : Human

Umur : 17

Jenis Kelamin : Perempuan

Kelas : Swordsman

Level : 17




Hee~

Apakah ini yang disebut kebijaksanaan umur ? Level paman jauh lebih tinggi.

Yah, dia pasti telah melewati banyak pertarungan.

bagaimanapu, sebagai seorang swordsman, Shion-san bertarung sebagai petarung garis depan.

Meskipun begitu, dilihat dari armor ringan yang dia pakai, dia ternyata bukan seorang tanker.


"Alice, kamu adalah seorang mage, bukan ? Jadi kamu bisa mendapatkan armormu dari ibu."

"Eh ? Jadi seorang penjahit benar-benar dapat membuat itu ?"

"Ya. Ngomong-ngomong, Ayah menyuruhku untuk mengajarimu apa saja yang aku tau karena betapa sedikitnya yang kamu tau tentang dunia ini."


Kerja bagus, paman !

Kebaikannya benar-benar menyentuh hatiku.


"Pada dasarnya, jika kamu pergi ke toko senjata atau armor manapun, kamu dapat menemukanperalatan hasil produksi masal yang bagus. Tetapi untuk mendapatkan peralatan yang lebih berkualitas ataupun sebuah peralatan yang hanya kamu miliki, kamu harus pergi menuju seorang pandai besi atau penjahit untuk membuat peralatan yang kamu inginkan."


Peralatan yang hanya aku miliki.

Itu kelihatannya sebutan yang bagus.

Perorangan ! Perorangan itu bagus !


"Dan, karena aku adalah seorang swordsman, aku sering meminta seorang pandai besi untuk senjata dan armorku, tetapi utuk seseorang sepertimu, Alice, kamu memerlukan armormu dari seorang penjahit. Jika itu terlalu berat, kamu tidak akan bisa menggunakannya, bukan ? Seperti peralatan yang terbuat dari logam atau yang sejenisnya."

"Uhhhm."


Ketika mereka menyebutku lemah, itu terasa menyakiti hati laki-lakiku yang tersisa.

Sepanjang jalan menuju ke toko senjata, aku memperhatikan daerah di sekelilingku.

Di dalam kebun di beberapa rumah pribadi, aku menemukan beberapa kayu bakar dan sebuah kapak untuk memotongnya.


"Berhenti sebentar dan lihatlah, Shion-san."

"Hey... kamu begitu dinamis untuk hal-hal yang aneh, Alice."


Karena aku sudah sampai kepada apa yang telah aku temukan dan apa yang aku lakukan terhadap itu, dia mengikutiku sambil menghela nafas.

Setelah memasuki kebun, aku meletakkan tanganku di atas kapak tersebut.


"Unnng !"

"..."


Pada saat aku berusaha mengangkat kapak tersebut, Shion-san menatapku dengan khawatir.

Kekuatankuuuu !

Aku benci dengan kekuatanku yang memiliki nilai 0 !

Tetapi aku tetaplah mantan laki-laki !

Sensasi ini sudah benar-benar terukir dihatiku, aku tidak akan melukannya dengan mudah !

Aku bukanlah seorang gadis perkotaan.

Benar, ketika aku kembali ke duniaku aku pasti bisa memotong kayu !


"Uuhhhhnnnn !"


Dengan tangan yag bergetar seperti daun aku berusaha mengangkat kapak tersebut.

Aku mengendurkan pinggulku dan mengambil sikap yang akan memudahkanku mengangkat kapak tersebut.

Aku menguatkan tubuhku.

Membayangkan sebuah batang kayu berada di seluruh tubuhku, aku memfokuskan diri pada tubuhku.

Benar, kamu tidak boleh hanya mengayunkan lenganmu !

Tanpa menggunakan seluruh tubuhmu, kamu tidak akan bisa membelah bongkahan kayu !

Aku menyelesaikan persiapanku dan memegang tujuanku.


"Haaaaah !"


Dengan mengumpulkan seluruh kekuatanku, aku mengangkat kapak tersebut ke atas kepalaku, dan dengan menggunakan seluruh kekuatanku, aku mengayunkannya menuju sasaranku.


Thump.


Ini menembus sekitar 10 cm.

ini masuk sedalam 10 cm ?

Ini melakukannya, beran ?

10 cm... Apakah itu adalah efek dari kekuatanku ?

Bukankah ini hanya berasal dari berat kapak yang baru saja jatuh sendiri."


"..."

"..."


Aku perlahan meletakkan kapak itu kembali dan mataku bertemu dengan mata Shion-san.


"Apa yang kamu pikirkan ?"

"Yah... Kurasa aku tau apa yang baru saja terjadi."


Tehe, jadi dia tau.


Setelah dikenal sebagai gadis yang lemah dan semua kebanggaanku sebagai seorang laki-laki kemudian hancur berkeping-keping, aku dengan tenang mengikuti Shion-san menuju toko senjata.

Rumah dan kebun yang sebelumnya ternyata adalah milik kenalan dari Shion-san jadi kejadian ini dapat deselesaikan setelah Shion-san menjelaskan apa yang terjadi.

Benar.


"Sebuah tongkat, benar. Sesuatu yang lain mungkin mustahil."

"Ya, aku pikir kamu benar."


Aku menjadi Alice yang patuh.

Mari kita akui, aku tidak memiliki kekuatan.

Tetapi kamu akan belajar lebih cepat tentang hal tersebut nanti !

Aku akan memiliki kekuatan serangan yang paling besar di dunia !

... Mungking.


"Pertama-tama, perlengkapan pertamamu akan menjadi hadiah dariku. Karena kamu sudah aku anggap sebagai adik perempuan bagiku."

"Shion-san..."


Di dinia ini, aku mendapatkan seorang kakak perempuan.

Ditemani denga Shion-san, aku melihat-lihat senjata tongkat yang berada di pojok toko.


Rod : 100 Rook

Flame Rod : 1000 Rook

Ice Rood : 1000 Rook

Lightning : 1000 Rook


Itu adalah pilihan dari senjata tongkat di toko yang berada di kota ini.

Seperti kata Shion-san, mereka diproduksi secara masal dan tidak memiliki kualitas atau inscription tertentu.


"Ok, tongkat yang ini kalau begitu."

"Kenapa itu yang kamu pesan ? Pilihlah sebuah tongkat yang memiliki elemen ! Kamu itu lemah sehingga setidaknya kamu memiliki senjata yang tepat."


Shion-san memberitahuku dan kemudian aku meletakkan tongkat biasa itu kembali ke rak.

Hmm...

Apakah dia akan baik-baik saja ?

Aku tidak memiliki pemahaman yang jelas tentang tingkat harga, tapi 1000 Rook terlihat begitu mahal...


"Jangan terlalu dipikirkan, Alice. Lupakan itu, seperti yang aku bilang bahwa kamu sudah seperti adik perempuan bagiku, kamu adalah adik perempuanku. Jadi setidaknya kamu bisa sedikit egois terhadap kakakmu ini."


Shion-san tersenyum kepadaku. Senyum tersebut mengingatkanku kepada ayahnya.

Omong-kosong, tentang kembali ke dunia asalku.

Air mata yang telah aku rasakan telah mulai menetes di wajahku.


"Uhh... Beberapa debu masuk ke dalam mataku."

"Apa yang membuatmu begitu malu, bodoh~"


Shion-san membelai kepalaku.


Aku menahan diri, tetapi tetap saja dia terus mengelus kepalaku.

Setelah bermain-main sebentar, aku kemudian menatap Shion-san dan mengucapkan terima kasih.

Serta dengan kata itu.


"Terima kasih, Onee-chan !"


Untuk beberapa alasan itu membuat Shion-san terlihat gelisah dan bingung.

Aku pernah melihat reaksi seperti ini sebelumnya, tetapi dimana...

sedangkan untuk perlengkapanku, pada akhirnya aku mendapatkan sebuah Lightning Rod yang dibelikan untukku.

Kemudian kami pulang ke rumah dan aku mendapatkan sebuah Leather Robe (dengan inscription) dari bibi.

Hebatnya, ini memiliki kualitas yang tinggi !

Aku menggunakan semuanya dan kemudian kami pergi berpetualang.

Saat ini status perlengkapanku seperti yang dibawah ini :


Weapon : Lightning Rod

Armor : Leather Robe (Kualitas Tinggi) (Incription : Adele)

Accessory : Tidak ada


Baiklah, saat ini aku pasti bisa menang melawan anak anjing !

... Aku harap.



4 komentar: