Senin, 17 Juni 2019

SBM Chapter 25


Quest Baru

Yuuki merasa cukup bosan di kelas, karena dia telah memelajari Kurikulum SMA di kehidupann sebelumnya. Dia tiu murid yang cukup rajin, karena dia yakin kalau dia bisa mendapat peringkat pertama di rangking paralel.

Yuuki melihat Ranko yang manatapnya dengan ekspresi aneh.

“Ada apa ?” Bisik Yuuki.

“Yukana salah pahan tentang hubungan kita,” Kata Ranko dengan menghembuskan nafas lelah.


“Jangan khawatir, dia akan melupakan masalah itu minggu depan,” Yuuki telah membaca entah dimana kalau gossip akan hilang setelah seminggu berlalu.

Ranko menatapnya dengan ragu dan bertanya tanya darimana Yuuki mendengar informasi yang jelas jelas salah itu. {TN : Hoax !}

“Jangan terlalu dipikirkan, karena masalah itu akan menjadi semakin rumit jika kamu terlalu banyak berpikir.” Ranko menghebuskan nafas dan mengangguk.

Mereka tidak melanjutkan pembicaraan mereka dan mendengarkan perkataan guru dengan seksama.

- - -

Saat pulang sekolah, Yuuki ingin segera pulang dan mengerjakan manganya.

“Yuuki, apakah kamu mau pulang bersama ?” Tanya Chiaki.

“Ok, ayo pulang bersama,” Yuuki mengangguk.

Miyuki tidak mengatakan apapun tapi terlihat sedikit senang karena Yuuki akan pulang bersamanya.

Mereka berjalan keluar kelas tapi terhenti karena mereka melihat Uomi yang ada di depan mereka.

“Apakah kamu perlu sesuatu, Uomi ?” Tanya Yuuki.

“Iya, aku membutuhkanmu, bisakah aku meminjamnya untuk OSIS sebentar ?” Uomi melihat ke arah Chiaki dan Miyuki, tapi Yuuki menyelanya.

“Apakah kita harus pergi hari ini ?” Yuuki telah memiliki janji untuk pulang bersama Chiaki dan Miyuki. Dia merasa tidak enak jika dia harus mengingkari janjinya dua kali kepada mereka.

“Iya, ini tentang sekolah,” Kata Uomi dengan wajah datarnya. Sangatlah sulit untuk mengetahui apakah dia sedang serius atau tidak.

“Yuuki, kamu pergi saja dulu, kita bisa pulang bersama besok,” Kata Chiaki.

“Maaf karena ingkar jandi, aku akan menggantinya besok.” Miyuki dan Chiaki mengangguk.

“Ayo, Uomi,” Kata Yuuki.

Uomi mengangguk dan mereka berdua berjalan menuju ruang OSIS.

- - -

“Kamu tau, ini sangat sulit untuk dipercaya kalau kamu telah mengenal semua gadis paling popular di sekolah pada hari pertama pindah di sini,” Kata Uomi.

Karena ekspresinya yang sulit untuk dibaca, Yuuki tidak tau apakah Uomi sedang bercanda atau tidak.

“Hmm, aku pikir itu tidak benar, menurutku Chiaki hanya peduli kepadaku karena aku murid pindahan, karena kami tidak sedang berpacaran,” Kata Yuuki dengan rendah hati.

“Yah, tidak apa apa jika kamu tidak berpacaran, karena aku takut kamu sedang berpacaran dengannya,” Kata Uomi.

“Hoo ? Kok bisa ?” Yuuki merasa tertarik.

“Karena, kita sudah tunangan,” Uomi menjatuhkan bom.

Yuuki melongo and ekspresi wajahnya sangat lucu. Dia tidak pernah mengira kalau gadis di depannya ini adalah tunangannya.

“Hei ? Ben…” Yuuki ingin bertanya tapi Uomi mengeluarkan hpnya dan memfotonya saat melongo.

“Hmm, ekspresi yang bagus, aku akan menjadikannya foto profilku,” Kata Uomi sambil menyeringai.

Yuuki memijit mijit pelipisnya ketika dia melihat Uomi yang sedang menggodanya.

“Huu.., apakah kamu memanggilku hanya untuk menggodaku ? Jika iya, aku akan pulang dulu.” Yuuki tidak ingin membuang buang waktunya.

“Tidak, aku memanggilmu karena ada sesuatu yang penting.” Yuuki mengambil nafas dalam dalam.

“Baiklah, aku akan mendengarkan,” Yuuki memutuskan untuk mengikuti permainannya.

“Kamu tidak menarik !” Kata Uomi.

“Akan lebih menarik jika kamu menunjukkan beberapa ekspresi,” Tolak Yuuki.

“Hoo, apakah kamu ingin melihatku dengan ekspresi ahegao ?” Uomi berpose dobel peace. {TN : Ahem… lebih baik yang tidak tau baca sendiri deh di wiki.}

“Jangan lakukan hal itu bagaimana jika seseorang mengiraku sebagai seseorang yang memiliki fitish aneh ?” Yuuki buru buru menurunkan tangan Uomi. {TN : Fetish = kondisi tertentu untuk memuaskan hasrat.}

“Hmph, kamu benar benar tidak menarik,” Kata Uomi.

“Aku puas dengan hal itu, jadi beritau aku, ada apa dengan sekolahan ?” Tanya Yuuki.

Uomi mengangguk dan memutuskan untuk serius.

“Apakah kamu tau kalai sekolah kita sedang dalam bahaya ?” Kata Uomi.

“Bahaya ? Bahaya apa ?” Yuuki memiringkan kepalanya.

“Ada permasalahan tentang berkurangnya jumlah murid yang mendaftar di sekolah kita tahun ini.” Uomi menunjukkan Yuuki beberapa data statistik.

Yuuki mengerutkan alisnya ketika dia melihat data statistic tersebut.

“Ini benar benar buruk,” Yuuki tau kalau Jepang sedang mengalami penurunan jumlah kelahiran, tapi dia tidak pernah berpikir kalau itu akan memengaruhi sekolahnya sampai seperti ini. Ada 20% penurunan jumlah murid yang mendaftar di sekolah ini. Dia berpikir kalau hanya butuh waktu 5 tahun sebelum sekolah ini akan ditutup.
Yuuki ingin menolaknya, tapi sebuah quest tiba tiba muncul di kepalanya.

[Quest Utama : Selamatkan sekolah dari penutupan.]

[Hadiah : tiket undian sistem 3x]

[Tips sistem – akan sangat buruk jika sekolahmu ditutup. Kamu harus menyelamatkan sekolahmu bersama dengan OSIS. Kamu akan membantu ketua OSIS yang kesepian itu untuk mewujudkan mimpinya.]

Yuuki yang sedang menatap questnya tau kalau dia harus menerima permintaan Uomi.

‘Aku memiliki sistem jadi mengapa aku harus takut ?’ Pikir Yuuki.

“Baiklah, aku akan membantumu untuk menyelamatkan sekolah.” Kata Yuuki yang penuh dengan tekat.

“terima kasih,” Kata Uomi.

“Tapi, apakah kamu punya ide tentang bagaimana cara menyelamatkan sekolah ini ?” Yuuki memiringkan kepalanya.

“Hmm, pertama tama, kita butuh banyak perhatian dari media atau semua orang,” Kata Uomi.

“Baguslah, tapi bagaimana kita bisa mewujudkan hal tersebut ?” Yuuki memiringkan kepalanya.

“jangan khawatir, aku punya ide.” Uomi mengambil sesuatu dari tasnya dan menunjukkannya ke Yuuki.

“Hmm, sebuah ‘Turnamen Membuat Game’ seluruh Jepang, ide yang bagus,” Yuuki harus mengakui kalau idenya itu bagus yaitu dengan mengikuti kompetisi kompetisi seperti ini.

“Jadi ? Siapa yang akan membuat game ?” Yuuki berpikir kalau sekolah ini memiliki ekstrakulikuler membuat game.

Yuuki menunggu jawaban Uomi tapi Uomi malah menunjuk ke arahnya.

“Kamu,” Kata Uomi.

“Hmm ?” Yuuki tertegun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar